Orang lain, mungkin, mampu menulis tiga kali sehari. Pagi. Siang. Malam. Malahan, seorang Kompasianer yang enggan disebutkan identitasnya, menuliskan sebuah puisi hanya dalam satu tarikan napas. Maksud saya, ia demikian cepat menghasilkan karya tulis indah.
Oleh karena itu, saya patut berbangga hati mampu menghasilkan lebih dari satu karya tulis dalam setengah hari. Sampai dengan koneksi internet hidup lagi dan setelahnya, saya masih terkagum-kagum atas pencapaian tersebut. Luar biasa.
Namun demikian, saya akan menayangkan artikel pada keesokan harinya. Satunya lagi, esok harinya lagi. Sisanya, pada kesempatan berikutnya. Biasa. Ikutan aliran one day one article. Untuk penayangan, bukan menulisnya. Hehehehe.
Ealah, menjelang azan Magrib aliran listrik padam, sehingga koneksi internet mati lagi.
Ketiadaan hubungan internet memberikan kesempatan bagi saya lebih fokus. Tidak buyar dengan keinginan menanggapi pesan, pemberitahuan di linimasa, dan kegiatan lain berhubungan dengan internet.
Barangkali itulah hikmah di balik padamnya koneksi internet selama setengah hari. Kata londho Amerika dan Inggris: Blessing in Disguise!
Ini karya tulis dimaksud:
- Topi Fedora dan Kacamata Hitam Frame Bulat
- Membuat Pizza dengan Bahan Melimpah dan Murah
- Suara-suara Berkabut pada Pagi Paling Busuk, ditayangkan di platform lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H