Entah siapa yang menggerakkan, mulut mangap mengalahkan kesadaran, "ini ada masalah besar dengan istri Anda."
"Sok tahu, ente!"
"Dengarkan saya. Istrimu berwajah di atas rata-rata. Rambut halus bak kuas kue, lurus selayaknya sapu ijuk. Tawanya memesona, menarik kelopak sehingga mata tertutup. Tetapi kalau marah mata merahnya mendelik seperti hendak menelan seisi rumah, suaranya bak sapi disembelih memekik-mekik melewati lebih dari sepuluh rumah tetangga."
Hening. Seekor lalat terbang masuk ke dalam mulut menganga, "kok bisa tahu persis?"
"Mau denger cerita selanjutnya? Permasalahan besar menyangkut hubungan kalian!"
Pria itu manggut-manggut takjub.
Tarjo melihat bukan hanya foto di sekitar pria malang tersebut, tetapi serangkaian fragmen --tidak begitu terang--- bergerak cepat membentuk film. Gambar bergerak yang diterjemahkan dengan nalar sehat. Tidak menjadi ujaran klenik atau mistik, seperti dukun tradisional.
Tampak motor butut berwarna merah, meringkuk. Kemudian terlihat bagus yang rasanya tidak mungkin dimiliki oleh pria di depannya.
"Di rumah ada motor bebek C-70 merah? Tidak punya mobil?"
"Ya! Benar."
Muncul fragmen wanita bergandengan tangan mesra dengan seorang lelaki parlente. Menggunakan semacam kartu, mereka membuka pintu kayu, memasuki ruangan berkarpet. Di dalamnya terdapat kamar mandi dilengkapi shower dan bathtub, meja rias, dua kursi mengapit meja, dan sebuah ranjang besar bersprei putih.