"Nah, saya tahu bahwa kamu pernah menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa. Saya tahu juga, perolehan kedudukan itu didapat dari suara mahasiswa sekian lapis angkatan senior dan junior. Saya memerlukan suara perwakilan tiap-tiap angkatan"
"Lalu?"
"Saya sangat percaya, kekuatan suara itu masih ada padamu sampai sekarang."
"Ya, benar begitu adanya."
"Jadi, saya minta tolong. Sangat berharap agar kekuatan tersebut memberikan suara kepada saya dalam pemilihan nanti."
Saya tercenung memikirkan kemungkinan itu.
"Take your time. Tak usah terburu-buru. Pengaruhi massa-mu. Pemilihan Dekan akan dilaksanakan pada akhir semester ini setelah semua sidang skripsi terselesaikan. Paham?"
Kini, terang benderang sudah gambaran situasinya bagi saya.
"Jadi, tidak ada lagi keharusan kamu memberi amplopan. Selesaikan skripsi dengan baik. Lakukan tugas memengaruhi teman-temanmu."
Saya tidak perlu tersedak lagi. Saya menghembuskan napas dengan leluasa. Lega luar biasa.
Selanjutnya, bimbingan terasa lekas. Otak serasa lebih cerdas, nalar mengalir deras membuat skripsi selesai lebih cepat dari biasanya sampai tibanya waktu sidang.