Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

"Greeting", Salah Satu Penentu Keberhasilan Bisnis Kuliner

13 Oktober 2021   13:45 Diperbarui: 14 Oktober 2021   07:11 1654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penjual Kerak Telor, contoh bisnis kuliner kaki lima oleh tresiahoban3 dari pixabay.com

Kendati merupakan tempat penjualan hidangan matang, restoran bukan sekadar lapak untuk menyudahi rasa haus dan lapar. Domain itu dipandang sebagai sarana pemulihan kekuatan atau energi segar bagi tubuh dan mental.

To refresh. To restore.

Bab pendahuluan sebuah buku tentang pengelolaan restoran --yang tidak dikembalikan oleh si peminjam---menegaskan amatan tersebut.

Di dalam rumah makan, kafe, kantin, warteg, kedai kopi, bar, hingga penjaja kaki lima tersaji berbagai unsur pencetus dalam benak seorang konsumen ketika menentukan pilihan.

Sehingga di dalam pengelolaan usaha penyediaan makanan minuman (bisnis kuliner) terdapat unsur-unsur pembentuk keberhasilan usaha kuliner yang kait-mengait, semisal:

  1. Strategi tempat (lokasi, ukuran, arsitektur).
  2. Suasana (interior, kebersihan, pencahayaan, tata letak furnitur, musik).
  3. Produk ditawarkan (tampilan, aroma, rasa).
  4. Faktor pembeda (make a difference).
  5. Pelayanan, baik secara dine-in maupun take-away
  6. Perhubungan (relationship) dengan pengunjung beserta cara-cara memperlakukannya.
  7. Promosi (menggunakan media tertentu atau berita dari mulut ke mulut).
  8. Reputasi, sebagai resultan berbagai citra yang dikonstruksi dari unsur-unsur di atas.

Komponen itu mustahil berdiri sendiri. Lebih dari satu unsur akan saling berhubungan. Permisalan operasionalisasi komponen-komponen tersebut adalah:

Seorang calon pembeli berhenti karena melihat warung makan pada saat perutnya minta diisi. Aroma masakan mengundangnya masuk.

Ia duduk, lalu menebarkan pandangan pada hidangan tersaji. Bayam berkuah kehitaman karena kelamaan. Tempe gosong. Ruang pajangan kosong.

Ketika hendak mengangkat kakinya, wanita muda pemilik warung tersenyum lembut.

"Selamat siang. Mas-nya mau makan? Tinggal ini saja. Kesiangan sih! Masakan sore belum matang. Mau diceplokin telur atau dadar?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun