Pelaksanaannya lebih rumit dari sekadar mengucapkan salam. Terdapat beberapa titian agar greeting dianggap layak sebagai penentu keberhasilan usaha kuliner.
Mengambil pengalaman mengelola usaha, dari kelas kecil (warung tenda) sampai besar (semi fine-dining restaurant/kafe), perkenankan saya menjelaskan letak greeting dalam bisnis kuliner, di bawah ini:
- Greeting biasanya dikuasi oleh pegawai Front of the House (FOH). Mereka harus mengucapkan salam disertai penyebutan nama tamu. Berusaha mengenal tamu dengan cara meminta kartu nama, misalnya.
- Menyampaikan nama tamu tersebut ke bagian lain yang berhubungan langsung dengan tamu, seperti petugas pelayanan, kasir, bartender.
- Sebisa mungkin, menempatkan penyambut (greeter) khusus yang membukakan pintu, menyapa atau mengucapkan salam, mengantarkan tamu ke meja kosong.
- Greeter seyogianya memiliki sikap santun, mengucapkan 'selamat datang', menanyakan jumlah rombongan, mengucapkan 'terima kasih' saat tamu pulang.
- Greeter akan menyebut nama tamu, bila mengetahuinya, minimal tiga kali, yakni: saat ia datang, mempersilahkan duduk, dan pulang.
- Jika tidak ada greeter, perilaku ini dijalankan oleh waiters/waitresses.Â
- Pelafalan nama tamu berlaku ketika menyodorkan menu, mengonfirmasi pesanan, mengantarkan hidangan, minta izin membersihkan (clear up) meja.
Tampak sepele, tapi greeting memiliki peran tidak sederhana dalam mengantarkan bisnis kuliner kepada pintu keberhasilan.
Perasaan disambut, dikenali, dan dihargai membuat tamu merasa nyaman. Menumbuhkan keinginan tamu untuk kembali ke tempat kita. Berpotensi menimbulkan tindakan repeat order.
Sapaan santun berpengaruh terhadap keputusan pembelian dari pengunjung atau calon konsumen. Bayangkan, bila banyak pengunjung berpikiran seperti itu.Â
Jadi, kendati merupakan kecakapan sederhana, greeting dapat dianggap sebagai salah unsur penentu keberhasilan bisnis kuliner. Ia tidak melulu milik usaha kuliner berskala besar, tapi berlaku juga bagi pedagang makanan kaki lima.
Baca juga seri artikel bisnis kuliner:
- Pentingnya "Make a Difference" dalam Bisnis Kuliner
- Pelayanan, Faktor Penting dalam Usaha Penyediaan Makanan dan Minuman
- "Relationship", Faktor Penentu Keberhasilan Usaha Kuliner
- Cara Menyiasati Pergeseran "Dine-in" ke "Take Away" dalam Usaha Kuliner
- Hindari 5 Hal Ini agar Bisnis F&B Bisa Langgeng
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H