Rudolfo terkesiap, sekilas ekor matanya melihat rok terlalu pendek tersingkap. Putih! Segera ia berpaling, menatap kesenduan di hadapan.
Crying face! Seorang gadis berwajah pilu.
Pria penikmat rokok kretek itu selalu terobsesi dengan gadis dengan tipe wajah pilu. Rasanya ia ingin melindungi setiap gadis berwajah pilu dijumpainya dengan sepenuh hati.
“Sepertinya ada yang membuatmu sedih?” suara Rudolfo kering.
“Bagaimana?” Gadis berwajah pilu berusaha menegaskan.
“Wajahmu tampak sedih. Ada hal yang mengganggu pikiran.
“Hmmmmm, soal biasa. Pekerjaan.”
“Melelahkan ya?”
“Bukan itu saja. Malam ini rokok putih yang aku bawa harus habis . Masih ada empat slop)*,”sang gadis berwajah pilu menghela napas.
Tiba-tiba Rudolfo merasa iba, “baiklah. Berapa harganya, jika dibayar. Aku ambil semua”
Sang gadis berwajah pilu mendekatkan wajahnya, menatap lekat. Rudolfo tiba-tiba merasa seluruh tulang-belulangnya lepas. Pancaran mata itu ....