Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Snob

10 Oktober 2021   12:57 Diperbarui: 10 Oktober 2021   13:02 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gustavo berkata pelan, “sebetulnya, seusai tugas sebagai duta besar, Fauzi ditawari jabatan komisaris Perusahaan Negara Pembuat Perlengkapan Militer. Tapi ia menolak, merasa tidak elok sebab istrinya telah menjadi komisaris Bank Pelat Merah.”

Saya, “ooh. Terus?”

Gustavo bersemangat, “begini. Tadinya Fauzi menjabat sebagai wakil rakyat komisi I, bidang pertahanan dan luar negeri. Terus jadi Dubes. Pensiun gak jadi apa-apa. Hanya sebagai anggota Tim Sosialisasi Ciptaker ke masyarakat luar negeri. Cuman begitu saja. Kayak gak ada kerjaan.”

“Jadi, maumu bagaimana?”

Seperti biasa, Gustavo panjang lebar menerangkan latar belakang pemikirannya. Seperti biasa, saya mengiyakan. 

Tidak seluruh perkataannya dapat saya mengerti. Ujung-ujungnya, Gustavo ingin 'memberikan pekerjaan' kepada Fauzi.

“Kita perlu men-deliver sebuah badan atau komite.”

Oh, begitu. Kalau usulan saya, menyangkut perbaikan komunikasi politik. Selama ini saya memandang bahwa kebijakan pemerintah tidak tersampaikan secara utuh kepada masyarakat awam, meski ada kementerian komunikasi. Artinya, substansi kebijakan tidak diutarakan dalam bahasa yang mudah dipahami oleh orang banyak. Bahasa elitis untuk lapisan elite.”

Gustavo memotong, “terlalu umum. Usulkan komite spesifik, semacam komite Kereta Cepat Jakarta-Bandung itu.”

“Kasih saya waktu,” kepala mulai pening.

Percakapan melalui aplikasi bertukar pesan tanpa pulsa menghabiskan waktu empat puluh lima menit. Perbincangan pagi itu membuat kening berkerut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun