Seharusnya bengkel berpengalaman itu bertindak profesional. Akan tetapi, mengapa kepercayaan saya kepadanya surut?
Dalam bisnis, kepercayaan merupakan hal mutlak. Kepercayaan adalah perkara tidak kasat mata, juga tidak mudah dipahami begitu saja. Oleh karenanya, ia harus dibangun dari:
Pertama, Kemampuan Berkomunikasi
Pemilik bengkel las tidak menyampaikan gambar detail, spesifikasi, dan kemajuan pekerjaan, di mana dengan itu klien bisa mengoreksi pekerjaan sesuai keinginan, sesuai dengan kerangka harga disepakati.
Kedua, Berkomitmen
Pada awal mengejar orderan, pemilik bengkel las menyatakan, gerbang akan dipasang satu minggu setelah uang muka diterima. Ternyata komitmen tersebut meleset, empat belas hari gerbang baru dipasang.
Tiada penjelasan memuaskan mengenai penyebab melarnya waktu penyelesaian. Hanya mengeluhkan melesatnya harga besi.Â
Sementara informasi dari pihak lain menyatakan, tiada kenaikan dan kelangkaan besi di pasaran.
Ketiga, Kecakapan (competence)
Hal-hal di atas membuat klien meragukan kemampuan pemilik bengkel las dalam mengerjakan gerbang secara efisien dan memuaskan. Seketika rencana berikut, berupa penggantian pagar, enggan saya sampaikan kepadanya.
Menurut hemat saya, tiga komponen di atas berpengaruh terhadap kepercayaan dalam bisnis. Kemudian, hal tersebut saya sampaikan kepada kawan baik yang merekomendasikan bengkel las itu.
Tiga hal di atas tidak hanya berlaku bagi pengusaha bengkel las itu saja, tetapi untuk pebisnis lainnya.
Dengan demikian, dalam rangka membangun kepercayaan klien, penting bagi pemilik bisnis untuk memerhatikan:
- Komunikasi yang baik.Â
- Komitmen sesuai yang disampaikan.
- Menunjukkan kecakapan di bidangnya.
Semoga bermanfaat.