Dengan percaya diri, merasa bahwa saya akan menggunakan jasanya, ia akan membuat Purchase Order (PO) ke pemasok besi. Alasan yang dikemukakan, kenaikan harga besi dalam waktu dekat ini telah menjelang.
Bangkit rasa tidak nyaman di dalam diri saya dan menerangkan, sambil menahan emosi, bahwa keputusan "ya dan tidak" akan disampaikan besok pagi.
Tanpa mencari pembanding, pada hari berikutnya saya memutuskan untuk menggunakan jasanya. Keputusan itu juga karena mereken rekomendasi kawan baik saya.
Hari itu juga saya kirimkan dana sebesar tanda jadi, setengah dari keseluruhan biaya jasa. Janji yang diucapkan pada saat penawaran, pembuatan gerbang memakan waktu satu minggu terhitung sejak uang muka diterima.
Setelah itu tidak ada kabar berita. Tidak ada gambar rancangan dan spesifikasi disertakan. Gelap. Bak membeli kucing dalam karung.
Hampir seminggu, hati gelisah. Kemudian saya mengirim pesan ke kawan baik pemberi rekomendasi, menyampaikan bahwa saya jadi menggunakan jasa temannya. Sekaligus komplain karena tidak ada komunikasi lebih lanjut dengan pemilik bengkel las itu.
Hari berikutnya, saya menanyakan perkembangan pekerjaan kepada pemilik usaha melalui pesan WA. Juga meminta foto-foto perakitan gerbang.
Balasannya singkat, tidak mencerminkan jawaban yang saya kehendaki. Tidak ada foto sepotong pun.
Pada saat itu, tingkat kepercayaan saya terhadap pemilik usaha bengkel las itu meluncur deras ke titik terendah. Hati sudah bulat untuk tidak akan menggunakan jasanya lagi atau merekomendasikannya kepada orang lain.
Janji penyelesaian pekerjaan gerbang dalam waktu dua pekan, mulur menjadi dua minggu.
Bengkel las itu bukan usaha baru berdiri kemarin sore. Bengkel las itu adalah sumber penghasilan utama bagi pemilik usaha.Â