Masalah timbul. Sepasang kekasih tidak dapat bercakap-cakap dengan nada lembut satu sama lain. Saling berteriak, mulut menyemburkan nada keras ke kuping menandingi suara bising.
"Repot nih! Mosok aku harus berteriak setiap hendak menyampaikan sesuatu kepada Kangmas? Pegel tenggorokan!"
"Lha mesti bagaimana lagi?"
Pertengkaran pun tidak dapat dihindari. Suara-suara parau manusia tertelan oleh bising sepeda motor berknalpot telo.
"Ganti knalpot. Atau sekalian ganti motor dengan yang bersuara lembut," seru sang wanita sambil membanting pintu rumah.
Selanjutnya, gerutuan demi gerutuan merepet dari bibir bergincu merah yang luntur oleh keluh. Bising pada sepanjang ingatan.
Terdengar anggota keluarga lainnya mengamini. Menyatakan rasa tidak suka. Para tetangga sekitar juga setuju, terganggu oleh lengking bising.
Demikian pula dengan pemukim di sekitar jalan-jalan dilewati, taman kota, dan semua tempat yang pernah dikunjungi. Seluruh warga kota juga memusuhi sepeda motor berknalpot telo.
***
Dengan menguras isi tabungan, sekali lagi, sang pria membayar uang muka pembelian sebuah motor matik pada suatu dealer. Sisa kewajiban dilunasi melalui skema cicilan ringan selama 4 tahun.
"Tak apa, empat lebaran berhemat demi menyenangkan hati sang pujaan hati."