Selanjutnya, gerutuan demi gerutuan merepet dari bibir bergincu merah yang luntur oleh peluh. Bising di sepanjang perjalanan.
***
Sang pria menyerahkan seluruh isi tabungan kepada kawannya, berikut janji bahwa sisanya akan diangsur sekian kali. Taklimat tersebut menjadi penanda penyerahan surat tanda nomor kendaraan dan kunci sepeda motor. Sedangkan buku biru sebagai bukti pemilik kendaraan bermotor ditahan sampai cicilan lunas.
Maka, sang pria secara resmi mengendarai sepeda motor berknalpot telo)*. Tongkrongan bisa diadu dengan motor keluaran terbaru. Antik. Ia sudah tidak diproduksi lagi oleh pabriknya.
Bertipe sport, bermesin dua langkah bersuara nyaring, dengan knalpot standar diganti dengan tipe racing yang lazim disebut "knalpot telo" di kalangan para pembalap liar. Konon, dulu kerap digunakan oleh pelaku kejahatan untuk melakukan aksi penjambretan.
Akselerasinya cepat. Larinya kencang. Suaranya lantang. Memekakkan telinga.
Sang pria memutar grip gas motor, memacu mesin motor menuju rumah sang wanita, meninggalkan asap putih tipis dari moncong knalpot telo. Tidak sampai sebatang rokok dibakar, ia sudah tiba. Biasanya butuh dua jam, apabila ditempuh dengan berjalan kaki.
"Asyik, kita bisa berjalan-jalan tanpa memboroskan waktu dan keringat," seru sang wanita, girang.
Ia merasa senang, sang pria penuh kasih sayang, perhatian, dan memedulikan keluhannya.
Persoalan tertangani. Kini, dua sejoli pergi ke bulevar, ke tempat roti bakar langganan, ke taman memberi remah-remah kepada burung-burung merpati dan memadu kasih, dengan sepeda motor berknalpot telo.
Suara mesin dua tak menyembur mengiringi perjalanan sepasang muda mudi itu. Nyaring knalpot telo menemani ke mana-mana.