"Sayang, kita tidak mengenalnya. Kita doakan saja."
"Tapi ...."
Sesungguhnya, malaikat maut menjemput ruh manusia dalam waktu-waktu yang kita tidak pernah tahu. Sebagai batas hidup yang telah ditetapkan, kematian merupakan hal lumrah.
Setiap saat ada saja insan manusia menemui ajal. Pertanda ketiadaan, suara nyanyian kedasih pada malam hari merupakan rutinitas alami burung.
Natural. Aku sama sekali tidak percaya takhayul yang menghubungkan suara burung kedasih dengan kematian manusia.
Bunga-bunga kamboja, lolong anjing di malam hari, dan nyanyian burung kedasih adalah mitos.
Aku percaya, penjelasan tersebut tidak mudah masuk ke dalam nalarmu. Tapi setidaknya untuk jangka waktu sekian lama, kamu berusaha mengurangi ketakutan terhadap pohon kamboja, lolong anjing, dan nyanyian burung kedasih. Aku pun selalu ada menemanimu, manakala engkau merasa takut, atau ketika merajuk.
Sekarang engkau jauh lebih tenang. Ketakutan-ketakutan yang meliputi telah menghilang. Terbang bersama angan.
Menghela napas, aku menengadah. Awan kelabu berarak-arakan, mengiringi langit merah hendak bersua bintang-bintang dan rembulan dalam kelam.
Angin dingin bertiup. Mendung menitikkan air. Gigil bibir getarkan perih, "sayang, aku harus pulang."
Telingaku berdiri, menangkap suara-suara berarak-arakan menggurat ingatan. Membawa kematian. Bunga-bunga kamboja berwarna putih berguguran pada tanah merah basah.