Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tikus-tikus

30 Mei 2021   07:55 Diperbarui: 30 Mei 2021   07:52 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pah, dinding pintu kayu dikerikiti)*. Juga kusen."

Maka pria berkacamata pergi ke gudang, mengambil seng, dan memotongnya sedemikian rupa. Kemudian dengan paku, lembaran tersebut direkatkan pada bagian bawah kusen dan pintu. Dengan itu, diperkirakan gigi dan cakar para tikus tidak akan mempan pada saat mengerikiti kusen dan pintu.

Setelah beres, pria berkacamata duduk di teras sambil menikmati kopi sambil menghembuskan asap putih dari mulutnya. Ia menunggu kedatangan karibnya, yang pada saat ini menjabat sebagai Kepala Desa.

Betapa beruntungnya kawan satu itu. Selain memang pandai bergaul, berpendidikan tinggi, juga memiliki kecukupan harta untuk berkompetisi dalam Pilkades, beberapa waktu lalu.

Pria berkacamata itu tidak tahu persis berapa uang dihabiskan dalam rangka kontestasi tersebut. Dengar-dengar sih, setara dengan pembelian dua mobil SUV baru.

Tidak berapa lama, karibnya datang dengan membawa setandan pisang dan berkas.

"Mah, buatkan kopi untuk Pak Kades!"

Dua sobat berbincang-bincang dengan asyik. Tentang segala ingatan dan kenangan. Gelak tawa membahana di tengah kepulan asap putih.

Sampailah kepada saat, di mana Kepala Desa mengutarakan maksud sesungguhnya dari kedatangannya. Ia menunjukkan tulisan-tulisan dalam berkas kepada pria berkacamata. Tangannya menggaruk-garuk, mencakar huruf-huruf agar merasuk ke dalam pikiran pria berkacamata.

"Keuntungan dibagi dua, untuk kamu dan aku."

Pria berkacamata dengan berat hati menanggapi. Nuraninya menolak rencana tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun