Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama FEATURED

Swasembada Kedelai Bisa Saja Tercapai, Jika Pemerintah Mengendalikan Impor

5 November 2020   20:03 Diperbarui: 22 Februari 2022   07:24 1356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selanjutnya produksi kedelai lokal menurun seiring dengan naiknya grafik impor.

Pada tahun 2012 atau 2014, kalau tidak salah, pemerintah sempat mencanangkan swasembada kedelai dengan format yang kurang lebih serupa (lahan seluas 500 ha, intensifikasi, mempermudah akses kepada kredit dan seterusnya). Tetapi program tersebut gagal.

Selain soal menyusutnya lahan dan rendahnya produktivitas, harga kedelai lokal tidak mampu bersaing dengan produk impor. Apalagi kemudian tata niaga kedelai dikuasai importir swasta sejak ditandatanganinya Letter of Intent (LoI) IMF tahun 1998 dan kebijakan pemerintah AS pada tahun 2000 yang memberikan insentif bagi importir yang bersedia membeli kedelai dari AS.

Tidak mengherankan, bila AS menempati posisi teratas sebagai negara asal impor kedelai Indonesia. Pun harga kedelai di pasar internasional lebih murah. Kenyataan tersebut meruntuhkan semangat petani untuk menanam kedelai.

"Ya petani kita kan rasional. Daripada menanam kedelai ya lebih baik menanam beras dan jagung. Kecuali ada intervensi khusus dari pemerintah," ujar Made Astawan, Guru Besar Bidang Pangan, Gizi, dan Kesehatan IPB, sekaligus Ketua Forum Tempe Indonesia.

Kesimpulan

Rencana di atas kertas selalu bagus yang membuat keyakinan swasembada kedelai pada tahun depan mengemuka. Jalan yang ditempuh pun nyaris sama dengan sebelumnya: perluasan lahan, peningkatan produktivitas, bantuan alat, mendorong petani kedelai mencapai akses pembiayaan, program aksi korporasi.

Namun dalam praktiknya, sudah hampir dua dekade swasembada kedelai tidak pernah tercapai. Petani tetap tidak bersemangat membudidayakan kedelai. 

Ketahanan pangan terancam keberadaannya.

Patut diperkirakan, rencana swasembada kedelai pada tahun depan dan berikutnya hanya akan menjadi program pidato pejabat. Dipastikan, kelak kegagalan program tersebut akan dibungkus dengan dalih-dalih melenakan.

Lebih elok jika para stakeholder membenahi tataniaga yang selama ini dikuasai importir swasta. Diperlukan kebijakan dari pemerintah untuk membenahi atau mengendalikan impor kedelai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun