Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hutan Larangan

1 Oktober 2020   07:26 Diperbarui: 3 Oktober 2020   06:30 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terhampar ladang dan sawah yang diairi dari telaga-telaga. Bentangan subur itu melingkupi bangunan-bangunan beton terang-benderang.

Mereka merangsek maju, menuju peradaban gemerlapan, mencari jejak bapak-bapak mereka, atau setidaknya mayatnya.

"Hoooy... siapa itu???" Sebuah gelegar suara menghentikan gerakan.

Tongkat-tongkat mengacung tepat ke arah mereka.

Lima pemuda itu terkesiap. Saling berpandangan lalu serentak berbalik arah mengambil langkah seribu. 

Berlari, berlari dan terus berlari menjauh menghindar dari teror kengerian.

Tongkat-tongkat menyalak. Kilat menyambar-nyambar, mengejar-ngejar, mencabik-cabik. Empat orang kontan bergelimpangan.

Meskipun punggungnya terasa pegal dan mengalir cairan hangat, Bubun berlari dengan terseok-seok. Berlari dan terus berlari, ingin secepatnya keluar dari hutan larangan. 

~~Selesai~~

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun