Menawarkan Pilihan
Saat dihadapkan pada pilihan, biasanya saya memberi pengertian tentang masing-masing opsi. Penjelasan holistik, menyenangkan, dan tanpa pemaksaan kehendak.Â
Sebagai contoh, tentang pemilihan sekolah. Waktu itu belum ada sistem zonasi, anak saya memilih sekolah lanjutan sendiri. Dari memilih SMP, SMA, sampai Perguruan Tinggi.
Selama itu pula, saya tidak pernah melihat anak perempuan saya bersikap seperti contoh pada awal pembukaan artikel ini, suatu perundungan yang mengkhawatirkan. Ia menjadi pribadi yang santun, percaya diri, berorientasi kepada hasil, mengapresiasi pendapat orang lain sekaligus mampu mengkritisinya dengan argumen logis yang menawarkan solusi.
Saat sekarang, bersama koleganya, anak perempuan saya sedang merintis Kantor Konsultan Hukum bidang Korporasi.
Semoga pengalaman di atas bermanfaat.
Sumber rujukan: hellosehat.com, Kompas.com, BBC.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H