Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Begini Trik Menulis dengan Menggunakan Pendekatan Rekayasa Konstruksi

26 Juni 2020   09:29 Diperbarui: 26 Juni 2020   09:27 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumen pribadi: on-site proyek gedung kantor.

Beberapa bulan lalu, seorang kerabat yang bekerja sebagai peneliti pada sebuah Kementerian, dan juga dipercaya menjadi anggota dewan redaksi sebuah jurnal ilmiah di instansinya, mengisahkan tentang kualitas makalah atau karya tulis ilmiah primer hasil penelitian yang dimoderasinya. Kegiatannya pada jurnal yang terakreditasi dan bereputasi tersebut adalah menyeleksi dan menyunting artikel agar layak dipublikasikan.

Artikel-artikel tersebut dibuat oleh peneliti yang notabene berpendidikan tinggi: strata satu, dua, tiga (doktoral), bahkan profesor, yang menurut keilmuan tidak perlu diragukan kemampuan menulisnya. 

Terinformasi, bahwa peneliti pada jenjang doktoral diyakini menulis karya ilmiah secara sophisticated, dimana bukan hanya menguji relevansi suatu fenomena dengan sebuah teori, tetapi ia mampu mengajukan terobosan teoritis yang sama sekali baru (to invent).

Kerabat itu mengeluhkan mengenai beberapa tulisan yang tidak layak muat tetapi sang penulis "memaksa" agar ditayangkan, sehubungan dengan urgensi pemenuhan syarat karier atau jenjang keilmuan.

Ihwal yang dikeluhkan adalah kepenulisan makalah ilmiah mendasar, di antaranya:

  1. Penalaran atau cara berpikir;
  2. Sistematika atau struktur penulisan;
  3. Metodologi, pemahaman tentang pemilihan metode yang digunakan;
  4. Isi pokok bahasan yang tidak "nyambung" dengan maksud artikel dibuat; dan
  5. Bahasa, baik gramatikal maupun miskinnya perbendaharaan kata.

Artikel ini tidak menyoalkan kelemahan tersebut, tetapi kegundahan itu malahan membangkitkan semangat saya untuk menulis lebih baik. Selain itu, keluhan tersebut menginspirasi saya untuk meminjam praktek rekayasa konstruksi dan mengaplikasikannya dalam merakit sebuah karya tulis.

Nah, kok bisa?

Karya tulis dalam pengertian ini adalah gagasan yang dinarasikan dalam bentuk aksara, berisi pendapat tentang suatu fenomena yang disampaikan secara runtut dengan tujuan agar bisa dimengerti oleh orang lain. Biasa disebut artikel.

Baca juga: Menulis adalah Menarasikan Gagasan dengan Aksara

Menurut KBBI, artikel merupakan karya tulis lengkap, misalnya laporan berita atau esai dalam majalah, surat kabar, dan sebagainya.

Referensi lain menggambarkan struktur artikel, terdiri dari: Judul Artikel; Pembukaan Artikel (Lead); Leher Artikel (Bridge); Isi Artikel (Body) dan; Penutup (sumber).

Sebetulnya ada banyak literatur untuk menulis berbagai jenis artikel dengan cara baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun