Hidangan sederhana yang sangat dihayati oleh Rudolfo dengan menutulkan daging ikan ke sambal di cobek dan menyesap kepala ikan yang terasa asam, gurih, manis, segar di lidah.
Dengan adanya pembatas berupa pintu aluminium expanda keasyikan Rodolfo tidak bakal tercerai berai, walaupun terganggu oleh suara kecerewetan yang menjengkelkan.
Seusai menuntaskan makan malamnya, Rudolfo menyiapkan sepiring nasi, sedikit kuah dan sepotong ikan. Semua bahan diaduk rata, Rudolfo tidak akan pernah menambahkan tempe apalagi sayuran.
Setelah itu dibawanya piring ke belakang, setelah pintu aluminium expanda dibuka.
Rudolfo segera menuju paviliun, meletakkan piring berisi adukan nasi, sedikit kuah, dan sepotong ikan di atas lantai teras.
Dengan lahap makanan itu dinikmati oleh mahluk berekor panjang dalam diam, tanpa kecerewetan. Rudolfo mengelus-elus bulunya yang halus.