Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Pahlawanku] Semangat Nan Berapi-api hingga Jiwa Terbakar

17 Agustus 2019   10:10 Diperbarui: 17 Agustus 2019   10:45 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Getaran akibat penggunaan alat berat, dimana bisa menyebabkan bangunan warga retak-retak, kebisingan yang diakibatkan pekerjaan dan kemungkinan surutnya sumur warga sebab pengeboran air bawah tanah yang direncanakan!" lanjut penyampai aspirasi warga itu.

Pada intinya massa bergerak demi meminta sejumlah semacam uang kompensasi atas pelaksanaan proyek.

"Kontraktor pasti dapat untung.........!" demikian kira-kira pendapat warga dengan tidak berpikir panjang.

Dengan tanpa beban Pak Dedeng berusaha menenangkan warga.

"Mohon maaf kepada saudara-saudara sekalian, jika ada petugas kami yang tidak merespon dengan baik proposal warga" terang Pak Dedeng, dilanjutkan dengan muntahan barisan kata-kata panjang beristilah-istilah yang indah dan sulit dipahami orang awam. 

Pak Dedeng memang ahli tata-kata, piawai menyusun kalimat elok didengar terdiri dari kata-kata yang njlimet. Para warga hanya manggut-manggut seolah memahami penjelasan.

"Jangan kuatir nanti akan saya sampaikan permintaan Anda sekalian pada pimpinan. Ini adalah proyek milik pemerintah yang mesti dijaga agar selesai pada waktunya. Jika ada gangguan, tentunya pemerintah -dalam hal ini: aparat yang berwenang- akan turun tangan. Saya yakin anda sekalian tidak mau berhadapan dengan pemerintah. Anda hanya menyampaikan aspirasi saja. Tidak menggangu apalagi menghambat proses pembangunan." kata Pak Dedeng menutup orasinya dengan percaya diri.

"Toh, hasil proyek ini adalah untuk kepentingan masyarakat sekitar. Ini ada ...ergh...sedikit uang yang menurut saya bisa dibelanjakan untuk membuat nasi timbel beramai-ramai........" lanjutnya sambil mengosongkan seluruh isi dompetnya. Tak apa tiga ratus ribu rupiah melayang, lagipula ia bisa minta ganti kepada bossnya.

Ajaib! Massa surut membubarkan diri secara teratur dan dengan tertib....

Dengan mengendarai sepeda motor ber-plat nomor tentara seorang Babinsa datang menghampiri saat peristiwa berkumpulnya warga telah usai, dengan berapi-api berujar ke Pak Dedeng;

"Saya dapat laporan ada sekumpulan warga menyerbu masuk ke area proyek. Mana mereka? Akan saya bubarkan. Akan saya usir mereka dari lokasi..............kurang ajar!!!".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun