Mohon tunggu...
Budi idris
Budi idris Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis Buku, Blogger inspiratif

Dengan tulisan mari berkarya dan berprestasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Kazumi Memahami Budaya Gotong Royong

11 Juli 2023   01:27 Diperbarui: 11 Juli 2023   01:31 1367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Semua Kalian Berdiri menghormat bendera" Teriakan bu Indah merusak kesegaran suasana pagi ini.

Hari sabtu yang menjadi waktu yang seharusnya menyenangkan bagi siswa untuk belajar karena esok libur, sedikit terusik karena ada kejadian pagi ini piket kebersihan kantor guru tidak ada yang bekerja.

Seperti biasa kelas IPS kebagian jadwal untuk kebersihan di hari sabtu, namun pagi ini entah mengapa hampir seluruh siswa XI IPS 2 tidak peduli dengan tugas mereka sebagai piket kebersihan kantor guru.

Sontak hal ini mengundang amarah bu Indah yang sudah terkenal suaranya akan menggeletar jika marah layaknya petir menyambar dikala hujan badai tiba. Satu persatu siswa yang piket berlarian menuju tiang bendera karena khawatir tongkat kayu patahan sapu yang ada di tangan bu Indah menjadi santapan pagi mereka.

Kejadian ini juga menjadi topik pembahasan di kelas kami dimana pelajaran PPKn kali ini pak Rudi sudah bersiap ingin memulai pembelajaran, walau tadi sedikit terganggu karena teriakan guru piket yang mengundang perhatian.

"Bagaimana Kondisi kalian pagi ini..." Pak Rudi menyapa setelah kami selesai berdoa 

"kabar baik pak", serentak jawaban dari siswa menyahut pertanyaan pak Rudi.

Sebelum materi pembelajaran dimulai pak Rudi membolak-balik buku pelajaran yang di bawanya dari kantor guru dan seperti biasa memastikan materi yang akan di pelajari hari ini tidak sama dengan materi pelajaran kemaren.

Suasana belajar berjalan lancar tanpa terasa dua les pelajaran bersama pak Rudi berlalu, waktu istirahatpun sudah tiba seperti biasa setelah pak Rudi beranjak seluruh siswa memiliki kesibukan masing-masing.

Begitu juga Kazumi bergegas mengikuti Pak Rudi dan berharap bisa bertanya sebelum Pak Rudi memasuki ruang guru.

"Pak...Pak,...Teriak Kazumi memanggil Pak Rudi yang berjalan di depannya"

"Pak boleh bertanya", Kazumi langsung menodong Pak Rudi.  

"Ya Kazumi ada apa ...?" Pak Rudi sedikit kaget karena di kelas tadi Kazumi terlihat diam dan kurang bersemangat mengikuti pelajaran.

 "Itu Pak... Gimana tanggapan bapak seputar kejadian tadi siswa tidak piket di hukum"

"Oh, itu bapak kira entah apa...", Pak Rudi diam sejenak sebelum menjawab pertanyaan Kazumi.

Memang siswa terbaik Bapak yang satu ini memang peduli, cantik, pintar, Rajin berpakaian rapi komplitlah Pokoknya" Pak Rudi sedikit mengalihkan pembicaraan.

"Duh sudah-sudah Pak nanti Kazumi lupa diri di puji terus sama Bapak" Kazumi terus memaksa untuk diberikan jawaban pertanyaan yang diajukan tadi.

"Menurut Kazumi gimana coba berikan pendapatmu, sebelum nanti bapak menjawab" 

Pak Rudi bertanya balik.

"Izin Pak, kalau menurut Kazumi memang kebersihan itu penting, tapi kejadian seperti ini sering terjadi apa tidak sebaiknya sekolah kita menambah jumlah pegawai khusus untuk menangani bidang kebersihan sehingga siswa tidak di repotkan lagi mengurusi kebersihan."

Pertanyaan Kazumi sedikit membuat Pak Rudi terdiam dan dengan wajah sedikit serius beliau menatap Kazumi dan seolah-olah ada hal yang tidak di fahami Kazumi terkait persoalan gotong royong dalam menjaga kebersihan.

"Begini Zum, perihal menjaga kebersihan itu identik dengan bergotong royong yang dilakukan siswa setiap pagi sebelum memulai pembelajaran, di situ banyak sekali pembelajaran yang di dapat dari kebudayaan bergotong royong. Tidak hanya sekedar mendapatkan kebersihan kelas namun juga banyak nilai-nilai lainnya"

" Ia tapi Pak, kenyataannya bisa kita lihat terjadi suasana yang tidak enak seperti kejadian pagi ini", Kazumi coba mempertegas argumen yang ia ucapkan di awal tadi.

" Baik Zum, gini membersihkan kelas dengan bergotong royong memberikan nilai-nilai seperti menumbuhkan rasa dan sikap saling tolong menolong, sukarela, saling membantu, dan mempunyai sifat kekeluargaan, Membina hubungan sosial yang baik terhadap sesama teman, Menciptakan rasa kebersamaan dan menumbuhkan rasa kasih sayang, Mempererat tali silahturahmi atau persaudaraan, Meringankan pekerjaan dan menghemat waktu dalam menuntaskan suatu pekerjaan, Meningkatkan produktivitas kerja."

"Segitu banyaknya manfaatnya ya Pak " Kazumi mulai memahami makna di balik budaya gotong royong.

"Bapak Lanjut Zum, Nenek moyang bangsa kita dari zaman dahulu sudah terkenal dengan budaya gotong royongnya, dimulai dari bercocok tanam di lahan pertanian dilakukan secara bersama-sama anggota masyarakat kala itu, begitu juga dalam mengusir penjajah semangat gotong royong membuat negara kita merdeka."

"Begitu pentingnya gotong royong sehingga dalam Profil pelajar pancasila yang menjadi tujuan karakter lulusan peserta didik nantinya ada gotong royong didalamnya."

"Gitu ya pak, Profil Pelajar Pancasila berakhlak mulia, berkebinekaan global, mandiri, 

bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif, itu kan pak" Kazumi coba mengulang 6 profil pelajar pancasila.

"Betul Zum, Kazumi sudah mulai memahami penerapan profil pelajar pancasila" Pak Rudi memuji jawaban Kazumi.

"Terus Zum apalagi contoh gotong royong yang bisa kalian lakukan di sekolah"

"kalau di sekolah, Bergotong royong untuk membersihkan lingkungan sekitar. Menjadwal regu piket dan membersihkan ruang kelas, membersihkan selokan, tempat ibadah, dan toilet kadang-kadang juga Bermusyawarah bersama teman untuk mengatasi suatu masalah pak,"

"Betul sekali Zum" Pak Rudi Puas dengan jawaban Kazumi.

"Dilingkungan masyarakat juga zaman dulu dan saat ini juga masih dilakukan dimana setiap ada hajatan baik pernikahan maupun kemalangan biasanya tanpa di komando itu gerakan gotong royong akan muncul dari diri pribadi masyarakat setempat, mulai dari menyiapkan masakan, mendirikan teratak untuk tamu, mengangkat kursi dan hal lainnya dilakukan secara gotong royong, gotong royong sudah menjadi akar budaya bangsa kita yang harus terus kita jaga Zum"

"Jadi Pak saat ini contoh nyata dalam bernegara yang menerapkan gotong royong apa ya Pak..?" Kazumi terus bertanya.

"Banyak Zum, misalnya presiden dan para wakil rakyat mencari solusi dari berbagai persoalan bangsa, begitu juga di bidang kesehatan Kazumi mungkin pernah dengar BPJS nah itu juga bagian dari Gotong Royong untuk mendapatkan pelayanan kesehatan bagi setiap warga negara di Indonesia, kita membayar secara urunan jadi siapa yang sakit akan di tanggung BPJS pengobatannya, yang tadinya biaya berobat mahal menjadi terjangkau karena kita membayar secara gotong royong melalu program BPJS, sehingga yang tidak sakit sudah ikut membantu dan beramal dengan menyumbang sebagai peserta BPJS. Gitu Zum."

"Wah ternyata Gotong Royong di era modern saat ini terus terjadi ya Pak"

"Ia zum, Gotong royong kebudayaan bangsa kita yang harus terus di lestarikan, dan semua tempat pasti ada gotong royong didalamnya, di rumah, di sekolah, di tempat kerja, dilingkungan masyarakat bergotong royong menjadi suatu kewajiban yang sering dilakukan dalam banyak hal"

"wah menarik Pak, mulai hari ini Kazumi akan giat bergotong royong karena banyak nilai dan manfaat yang terkandung didalamnya" Kazumi terlihat senang mendengar penjelasan Pak Rudi

"Kazumi harus sampaikan juga sama kawan-kawannya biar rajin ikut partisipasi dalam bergotong royong" Pak Rudi menguatkan pemahaman Kazumi tentunya agar temannya juga ikut rajin dalam setiap kegiatan gotong-royong.

Tak terasa obrolan Kazumi dan Pak Rudi sudah hampir 15 menit itu artinya jam istirahat sekolah akan habis dan Kazumi beranjak dari tempatnya untuk menuju ruang kelas dan sebelum pergi Kazumi mengucap salam ke Pak Rudi.

"Makasih Ya Pak, Assalamualaikum"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun