Mohon tunggu...
Budi idris
Budi idris Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis Buku, Blogger inspiratif

Dengan tulisan mari berkarya dan berprestasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Penggerak, Siapkan Mental Jadi Tidak Populer!

10 Februari 2023   23:54 Diperbarui: 11 Februari 2023   01:27 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi guru penggerak saat ini terus mendapat sorotan karena ini menjadi salah satu program andalan pemerintah mendukung kegiatan program merdeka belajar.

Tujuan mulia dibalik program ini untuk meningkatkan kualitas guru-guru tanah air yang pada akhirnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan kita secara menyeluruh.

Program yang disusun begitu menarik dan memberikan efek positif pada aplikasinya di lapangan.

Pendidikan yang berpihak pada murid menjadi landasan utama yang harus dilakukan setiap guru penggerak.

Namun menjadi guru penggerak tidak serta Merta menjadikan guru sebagai primadona atau guru yang disenangi disekolah.

Dengan kata lain siap-siap tidak populer atau kasarnya jadi guru penggerak juga terkadang di benci.

Kenapa bisa demikian ? Mungkin itu pertanyaan yang muncul di benak kita.

Ada beberapa alasan yang membuat guru Penggerak menjadi tidak populer disekolah.

1. Merusak Zona Nyaman

Tidak bisa kita pungkiri guru penggerak akan memberikan berbagai inovasi dan program perubahan untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Perubahan yang kita lakukan akan sedikit merepotkan bagi warga sekolah yang kenyamanannya terganggu.

Jika biasanya belajar dengan metode siswa di suruh diam didalam kelas dan hening berubah menjadi pembelajaran yang menarik dan membuat siswa ceria dan bahagia maka sebagian penganut faham mengajar dengan metode lama akan merasa terganggu.

Terkadang siswa juga sudah merasa nyaman dengan metode belajar yang lama sehingga perubahan akan sedikit mengganggu zona nyaman mereka.

Siswa yang biasa pasif di suruh aktif akan sedikit terganggu kenyamanannya.

Perubahan biasanya akan mengganggu kenyamanan orang yang tidak sejalan dan sepemikiran dengan kita.

Maka siap-siap di benci atau kepopuleran anda sedikit terusik. 

2. Adanya kompetisi bukan kolaborasi

Pola pikir ortodok masih mengedepankan kompetisi sebagai acuan keberhasilan.

Begitu juga dalam dunia pendidikan persaingan untuk merebutkan juara kelas menjadi kompetisi yang tidak sehat.

Persaingan guru menjadi kompetisi yang terkadang terlihat sangat membosankan entah apa yang ingin dikejar dan didapatkan.

Stop kompetisi saatnya kolaborasi, jangan memunculkan rasa persaingan dalam lingkungan sekolah.

Jauh lebih penting mengedepankan kolaborasi untuk mengejar yang namanya maju bersama hebat semua.

Jadi kalau dalam lingkungan sekolah masih ada kompetisi dan kita guru penggerak berusaha merubah maka dipastikan bersiaplah tidak populer bahkan di benci.

3. Keistimewaan Guru Penggerak 

Sudah menjadi rahasia umum kalau guru Penggerak akan mendapatkan berbagai keistimewaan diantaranya syarat menjadi kepala sekolah memiliki sertifikat guru penggerak.

Kebijakan ini sedikit akan mengusik pemikiran orang-orang yang berfikiran sempit.

Akan muncul hujatan, apa sih hebatnya guru penggerak, masih banyak yang lebih hebat dari guru penggerak dan banyak hujatan lainnya.

Sumpah serapah yang terakumulasi inilah yang akan menjadi pemicu guru penggerak akan kehilangan kepopulerannya.

4. Dituntut tampil sempurna

Guru penggerak akan menjadi sorotan di sekolah sehingga ada anggapan guru penggerak di tuntut tampil sempurna.

Sebagai manusia kesalahan tentunya akan menjadi hal yang biasa namun tidak begitu dengan nasib guru penggerak satu kesalahan akan menjadi hujatan yang begitu menyakitkan.

Kesalahan yang dibuat guru penggerak akan memakan korban seluruh guru penggerak, misalnya satu guru penggerak yang berbuat salah maka akan muncul hujatan "percuma guru penggerak"

Percuma guru penggerak ungkapan menyakitkan padahal guru penggerak itu ribuan bahkan jutaan, satu yang bersalah semua kena hujatannya.

Hal ini sangat menyakitkan maka tuntutan kesempurnaan menyebabkan kita guru penggerak siap-siap tidak populer karena sebagai manusia kita pasti melakukan kesalahan.

5. Berbuat baik itu di benci

Sudah menjadi kebiasaan di negeri ini membuat baik itu harus siap-siap mendapatkan banyak musuh.

Contoh sederhana dalam satu kelas siswa yang belajar jika diberi tugas rumah oleh guru dari semua siswa hanya satu yang mengerjakan maka yang satu orang akan dibenci didalam kelas tersebut.

Menjadi orang baik itu akan dibenci apalagi sendirian, akan terus dibully dengan ejekan bahkan sindiran halus yang menyakitkan.

Begitu juga guru Penggerak jika masuk tepat waktu, mengajar dengan semangat tentunya akan menjadi cibiran sebagian rekan sejawat karena di saat lagi enak-enak cerita kita tinggalkan untuk melaksanakan tugas itu akan merusak suasana dan komunikasi walaupun itu hal yang benar.

Singkatnya berbuat baik siap-siap menjadikan anda sebagai guru tidak populer.

***

Guru penggerak menjadi tidak populer ini saya tulisakan agar kita sebagai guru penggerak penuh semangat dan siap mental menghadapi tantangan kehilangan popularitas kita.

Pendidikan guru penggerak yang dilakukan sudah menyentuh banyak hal termasuk mengatasi lingkungan.

Maka saya yakin dan percaya guru penggerak sudah siap dengan tantangan termasuk menjadi guru yang tidak populer.

Guru hebat tidak pernah mengejar popularitas namun berusaha menjadikan siswa-siswa berkualitas.

Biarlah kita dibenci sementara sampai orang-orang yang membenci kita sadar apa yang kita lakukan sebagai guru penggerak semuanya demi kebaikan bersama dan berupaya meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia dimasa yang akan datang.

Salam 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun