Undangan untuk menghadiri pesta pernikahan belakangan begitu ramai ibarat kata seseorang lagi musim pernikahan.
Terkadang saru hari terjadwal lebih dari satu pesta pernikahan yang harus dihadiri untuk melakukan prosesi undangan.
Mendapat undangan bagi kita sebenarnya suatu hal yang menyenangkan karena terbesit dipikiran kita pesta akan banyak makanan yang tersedia.
Namun mendapat undangan tidak sesederhana yang kita bayangkan kita mendapat undangan pernikahan baik keluarga, teman, maupun tetangga akan membuat kita berfikir apa kado atau bingkisan yang kita berikan.
Dapat kita bayangkan betapa pusingnya kita mendapat undangan dengan waktu yang bersamaan, maka bersiaplah pusing berapa anggaran yang akan dikeluarkan.
Inilah yang menjadi dilema bagi kita hadir di undangan bersiap menambah anggaran pengeluaran tidak hadir merasa tidak enak dengan yang sudah mengundang.
Pergeseran makna sudah terjadi dimana sebagian pesta pernikahan menjadi sarana untuk mendapatkan keuntungan.
Terkadang kita miris melihat sebagian orang dalam mengadakan pesta pernikahan mengharapkan agar para undangan memberikan bingkisan.
Para undangan yang hadir terkadang tidak mau direpotkan untuk menyiapkan kado atau bingkisan maka sebagian orang dalam menghadiri undangan mengambil cara sederhana yaitu dengan memberikan amplop yang berisikan uang.
Hal inilah yang terkadang mulai mengikis makna dari tujuan pesta baik pernikahan maupun pesta lainnya.
Jika kita hendak melaksanakan pesta pernikahan atau apapun pesta yang kita lakukan sebaiknya mengingat beberapa hal berikut, agar tujuan pesta pernikahan tidak berubah makna.
1. Ingat Tujuan Mulia Pesta Pernikahan
Awalnya resepsi pernikahan bertujuan agar setiap orang yang sudah menikah diketahui orang banyak sehingga tidak muncul fitnah setelah selesai pernikahan.
Orang-orang akan tahu setelah resepsi dilaksanakan bahwasanya sudah dilangsungkan pernikahan antara dua belah pihak sehingga tidak muncul berbagai kesimpulan dari orang yang melihat.
Begitu mulia tujuan resepsi pernikahan sehingga jangan pernah kita mencoba untuk merubah makna dari sebuah pesta atau resepsi pernikahan.
2. Pesta Pernikahan Bukan Warung Makan
Ada asumsi disebagian orang yang menganggap apa yang terjadi saat ini dimana disaat kita menghadiri pesta maka amplop sebagai ganti bingkisan sudah menjadi sebuah kebiasaan yang wajar.
Muncul berbagai perhitungan dimana apa yang kita makan saat di pesta kemudian berapa orang kita yang makan sewajarnyalah kita memberikan amplop jika yang kita makan di pesta tersebut di hitung berdasarkan hitungan rumah makan.Â
Hal ini menurut saya hal yang sangat salah kita harus faham pesta pernikahan bukan warung makan, maka jangan pernah membuat sebuah hitungan untuk perbandingan dalam memberikan bingkisan atau amplop yang akan disalamkan.
Ingat pesta pernikahan bukan warung makan, apa yang dimakan dibayar saat hendak pulang.
3. Pesta Pernikahan juga sarana sedekah
Dalam sebuah syukuran yang dibungkus dengan sebuah resepsi pesta yang mengundang banyak orang ahli bait biasanya sudah berniat apa yang dimakan para undangan sebuah rasa syukur yang diberikan dengan kata lain sebagai sedekah kepada para undangan.
Namun hal ini terkadang menjadi perdebatan dimana yang hadir tidak wajar untuk menerima sedekah karena dari orang-orang yang golongan berkecukupan.
Apapun itu kembali lagi kita harus menyadari sebuah pesta terjadi adalah hasil dari wujud rasa syukur dengan tujuan memberikan hal-hal yang baik dikemudian hari bagi para ahli bait selaku pemilik pesta pernikahan.
4. Pesta Jangan Memikirkan Untung RugiÂ
Niat awal jika ingin melaksanakan pesta pernikahan maka pastikan kita berniat tulus tidak ada keinginan untuk mencari keuntungan.
Alangkah berbahayanya jika kita pesta sudah berfikir setelah selesai acara menghitung amplop yang sudah diberikan para undangan.
Luruskan niat segala kemungkinan bisa terjadi kalau kita melakukan pesta maka sudah harus bersiap mengeluarkan uang yang tidak sedikit.
Bersiaplah untuk rugi karena itu menjadi pengobat mental jika hayalan tidak terjadi dikemudian.
5. Pesta Sederhana
Mendengar sebuah acara resepsi pernikahan menelan biaya ratusan juta membuat banyak orang takut untuk menikah.
Hal ini menjadi cara-cara lama dimasa lalu dimana setiap pesta pernikahan harus membuat jamuan makan yang butuh banyak pengeluaran anggaran.
Padahal jelas didalam Islam diajarkan syarat menikah itu mudah, adanya kedua mempelai, adanya wali, ada saksi dan mahar makan sah sebuah pernikahan.
Tidak memakan biaya yang mahal, perubahan makna pesta pernikahan menjadikan banyak orang memikirkan sebuah pernikahan butuh dana yang lumayan. Dampak negatifnya orang malas menikah memunculkan perzinahan.
***
Maka mari kita mengembalikan makna awal sebuah pesta pernikahan sehingga kita tidak terjebak dalam sebuah kebiasaan yang salah.
Pesta pernikahan tidak menjadi sebuah paksaan tapi jika mampu boleh dilaksanakan dengan kewajaran tanpa berlebih-lebihan. Jika ingin membantu orang yang ingin melaksanakan pesta pernikahan sebaiknya diberikan jauh hari sebelum pesta dilakukan.
Sehingga saat pesta tidak memunculkan kebiasaan tamu undangan harus menyiapkan amplop sebagai bingkisan.
Parahnya lagi terkadang ada tamu undangan yang datang di kemudian hari setelah pesta dilakukan hanya untuk menyampaikan amplop sebagai bingkisan.
Mari kita kembalikan makna sebuah pesta pernikahan sesuai kaidah yang ditentukan tidak berlebih-lebihan apalagi memberatkan.
Pada puncaknya kehadiran para undangan tulus untuk memberikan doa agar kedua mempelai menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, warohmah selamat dunia akhirat.
Salam
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI