"Bagi Bapak, Dirimu terlalu indah di ciptakan Tuhan."Â
***
Di dalam ruang, belajar pagi ini banyak sekali canda yang terlahir. Dari mulai pertanyaan-pertanyaan ringan hingga menyintir beberapa perkembangan pemerintahan sampai ke politik dan hukum di Negeri ini.Â
Ya, belajar dengannya selalu yang kami nantikan wawasan berpikir kami akan dibuka lebar tidak hanya sebatas apa yang kami lihat disekitar kami saja. Dalam mengajar Pak Rudi selalu bercanda dan terkadang tersenyum, belajar akan sedikit di permanis dengan canda-canda lucu yang mencairkan suasana tegang saat belajar dengannya.
Perlahan seiring berjalannya waktu, Kedekatan kami pun tak menentu terkadang sering komunikasi dan terkadang saling diam. Aku yang masih bingung dengan semua ini. Mencoba untuk tetap biasa dan tampil tidak terpengaruh keadaan.
Beberapa anak di sekolah selalu bergosip. Sempat kelas dibuat heboh akibat gosip 'tak sedap'. Gosip tersebut menyebutkan aku dan pak Rudi yang berpacaran.Â
Setiap pelajaran pak Rudi, pasti selalu ada lontaran dari mulai sindiran hingga perkataan yang membuatku jengkel. Namun, mengapa harus dimasukan dalam hati, jika bukan itu kenyataan yang terjadi.
Sejak ungkapan perasaan itu, ada perasaan janggal yang sering terjadi. Pak Rudi setiap melintasi kelasku selalu menatap dengan sorot mata yang mencerminkan dalamnya sebuah perasaan.
Aku yang bingung terkadang sering salah tingkah bahkan selalu repleks untuk menutup wajah, aku begitu tak kuasa melihat tajamnya sorot mata yang menusuk kerelung hati jika menatapnya.i
Pak Rudi hanya tersenyum menyikapi itu, dan sesekali mengalihkan tatapan matanya padaku.
***