Mohon tunggu...
Budi idris
Budi idris Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis Buku, Blogger inspiratif

Dengan tulisan mari berkarya dan berprestasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Aku Gurumu, Aku Yang Mencintaimu

16 April 2022   22:39 Diperbarui: 16 April 2022   23:57 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siang melibatkan matahari, lebih terang, dan garang. Aku beranjak keluar pintu kelas, setelah bel nyaring berbunyi tanda pelajaran hari ini telah selesai. 

Bel di Sekolah seperti bunyi yang dinantikan karenanya teriakan kegirangan terdengar saut-sautan. Satu persatu siswa beranjak dan bergegas ingin cepat meraih kendaraan menuju pulang.

Panggil saja aku Kazumi, lengkapnya Kazumi Oktavia, siswa yang sebentar lagi akan memindahkan langkah dari kelas dan sekolah ini. Meninggalkan memoar semasa aku diam, dan bertarung dengan kecemasan. 

Di Sekolah aku termasuk siswa yang tidak terbilang buruk, beberapa prestasi dan nilai akadamik yang baik. Beberapa kali, mewakili sekolah dan membawa beberapa sertifikat/piagam. Dalam berbagai perlombaan.

Cita-cita saat pertama kali aku masuk ke Sekolah ini, setidaknya dapat sekali atau lebih mencatat namaku di sini dengan prestasi.

Aku mengibarkan lembar-lembar dari halaman buku, membaca kemudian menuliskan apa saja. Tentang kabar nama-nama yang kujumpai hari ini atau kabar yang kuterima dari beberapa orang yang bercerita tentang dirinya. 

Aku hanyalah si murid yang kutu buku, begitulah julukan yang kuterima dari teman-teman. Aku tidak pandai bersahabat dengan para teman-temanku, saat itu. Aku merasa tertinggal dalam masa-masa seperti mereka. Tapi sekali lagi, aku memiliki buku. Aku memiliki banyak guru yang paham dan menyayangi. Terkadang mengistimewakanku di antara lainnya. Dan ketika aku mengenal satu guru, yang membuatku jengkel mulanya hingga beliau selalu jadi satu motivasi, kemudian menjadi salah satu guru yang selalu aku nantikan kehadirannya. 

Sebut saja guru itu bernama Pak Rudi Ariansyah. Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Guru yang memiliki tubuh atletis, dengan tinggi tubuh sekiat 165cm, penampilan beliau cukup menarik untuk dilihat, jika dibandingkan dengan guru-guru lainnya. 

Namun memang kelebihan dari guru ini, ia selalu ramah menyapa. Meski sedikit sama sepertiku, hanya seperlunya berkata atau membuat dialog di antara kami, para muridnya. 

Namun, dia yang kukenal selama ini berbeda. Pak Rudi selalu terbuka tentang apa yang ingin ia sampaikan padaku. Dia pun pandai membuat beberapa orang di dekatnya tersenyum menahan tawa karena lelucon atau candanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun