Bagi pemuda Keerom berusia 30 tahun ini, merdeka bukan berarti pisah dari NKRI. Kita sudah merdeka, lanjutnya, buat apa kita mau mundur lagi, kita harus maju karena kita sudah merdeka.
Sementara itu, tokoh pemuda dari Kabupaten Sarmi, Benyamin Tiris, SE, juga memiliki pendapat sendiri tentang makna merdeka. Menurut Ketua Umum Ikatan Kerukunan Keluarga Besar Philoktov Provinsi Papua (IKKBP) ini, aksi-aksi menuntut referendum yang disuarakan oleh para pendukung Papua merdeka hanyalah ekspresi kelompok-kelopok tertentu yang meminta perhatian lebih dari pemerintah.
Kalau untuk Papua lepas dari NKRI, itu sudah tidak bisa karena Papua itu sudah final di dalam NKRI, tegas Benyamin.
Kepada para pendukung OPM, Benyamin mengimbau untuk bisa mengukur kemampuan dan kekuatan diri masing-masing. Karena menurutnya, kemerdekaan dalam arti politis adalah berbicara tentang mendirikan negara sendiri, itu bukan hal yang kecil.
Perjuangan kemerdekaan yang sebenarnya itu, lanjutnya, adalah perjuangan untuk membebaskan Papua dari kemiskinan, keterbelakangan, dari korupsi. Perjuangan mengelola sumber-sumber kekayaan alam yang melimpah di tanah Papua ini untuk mensejahterakan orang Papua.
Jadi kita tidak usah lagi berbicara Papua ke depan untuk merdeka. Kita sudah diberikan otonomi khusus untuk melihat kesejahteraan daripada kami orang Papua, tegas Benyamin. (neraca.co.id)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H