Mohon tunggu...
Budi Kasmanto
Budi Kasmanto Mohon Tunggu... Penulis - Pendeta - Penulis - Jurnalis

Sejak 1994 bekerja sebagai pendeta di Bali. Tahun 2020-2022 menjadi pendeta di Manokwari, Papua Barat. Sejak Oktober 2023 menjadi pendeta di Jayapura, Papua. Bukunya berjudul "Panggilan Berkhotbah" diterbitkan oleh Penerbit ANDI Yogya. Sejak 2012 menjadi jurnalis Majalah Suara Baptis.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kemerdekaan Politik Papua, Sebuah Mimpi?

30 September 2024   10:20 Diperbarui: 30 September 2024   10:20 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mimpi Papua Merdeka menjadi makin tidak mungkin terwujud karena organisasi pendukungnya makin tidak solid.

Rebecca Marian, mahasiswa Papua tinggal di Jakarta, menulis bahwa OPM semakin tidak solid, karena ada dualisme kepemimpinan.

OPM terlihat tidak solid karena membentuk satu organisasi dengan satu ketua saja gagal total. Bagaimana bisa mereka merencanakan pembentukan negara baru ketika mencari pemimpin saja gagal.

Perpecahan OPM bermula dari Benny Wenda yang mendirikan Army West Papua tahun 2019 lalu. Ia juga memproklamasikan diri sebagai Presiden West Papua. Namun ia dianggap konyol karena menyatakan sebagai pemimpin tetapi keberadaannya ada di luar negeri.

Ketidakkompakan ini menunjukkan tingkah OPM yang aneh. Bagaimana bisa mengatur negara jika mengatur organisasi saja tidak bisa. (mediadayak.id)

Perjuangan berdasarkan sesat pikir

Papua Merdeka hanya merupakan sebuah ilusi atau mimpi karena mereka berjuang berdasarkan sesat pikir dan tidak tahu sejarah.

Mereka sesat pikir karena dipengaruhi oleh orang-orang luar yang sebelumnya juga ingin mengeruk keuntungan dari Papua.

Tidak tahu sejarah karena mereka mengira bahwa Papua itu sebuah entitas yang berdiri sendiri, tidak ada hubungannya dengan NKRI, bahkan dicaplok oleh NKRI. Padahal sesungguhnya antara NKRI dan Papua (minus Papua Nugini) memiliki kesamaan sejarah, yakni wilayah Hindia-Belanda, bekas jajahan Belanda di masa lalu.

Adalah Nicholas Messet, tokoh yang merupakan korban dari sesat pikir dan sempat tidak tahu sejarah, tapi kemudian menjadi tahu dan sadar bahwa Papua dan NKRI adalah dua wilayah yang memiliki sejarah dan nasib yang sama -- hal yang menjadi dasar pendirian NKRI yang merdeka dari penjajahan Belanda 17 Agustus 1945.  (kupang.tribunnews.com -- 02/08/2022)

Juga Nicolaas Jouwe, tokoh Papua yang waktu muda bikin bendera Bintang Kejora OPM, tapi tua dukung NKRI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun