Mohon tunggu...
Budi Kasmanto
Budi Kasmanto Mohon Tunggu... Penulis - Pendeta - Penulis - Jurnalis

Sejak 1994 bekerja sebagai pendeta di Bali. Tahun 2020-2022 menjadi pendeta di Manokwari, Papua Barat. Sejak Oktober 2023 menjadi pendeta di Jayapura, Papua. Bukunya berjudul "Panggilan Berkhotbah" diterbitkan oleh Penerbit ANDI Yogya. Sejak 2012 menjadi jurnalis Majalah Suara Baptis.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kapan Anak Papua Mulai Mimpikan Kemerdekaan?

26 September 2024   12:51 Diperbarui: 26 September 2024   12:53 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak-anak Mansinam - Mei 2018 - Foto: Pdt Budi K

Keempat, banyak imigran.

Papua merupakan daerah yang paling luas di Indonesia, tapi penduduk asli Papua tidak banyak dan sumber daya alam mereka tidak terkelola dengan baik. Program pemerataan penduduk membuat pemerintah Indonesia mengirim penduduk daerah padat ke Papua. Namun kedatangan orang luar ini bisa memanfaatkan sumber daya alam mereka. Dari sini, mereka merasa terganggu dengan kehadiran imigran tersebut.

Selain itu, pendukung kemerdekaan Papua berpendapat bahwa pemerintah Indonesia dianggap gagal melindungi hak asasi manusia dan prinsip-prinsip keadilan karena terdapat laporan-laporan yang mencakup kasus-kasus pelanggaran terhadap hak asasi manusia dan berpendapat bahwa pemerintah harus memberikan perlakuan yang adil dan setara terhadap warga negara termasuk di Papua itu sendiri.

Selain itu, eksploitasi sumber daya alam oleh perusahaan nasional dan internasional telah merugikan masyarakat Papua karena tidak memberikan manfaat ekonomi yang merata. Maka dari itu Papua ingin mengelola dan mengontrol sumber daya alam mereka sendiri tanpa campur tangan pemerintah.

Kapan mereka mulai mimpikan kemerdekaan?

Adanya gerakan pemisahan diri oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) adalah akibat korban "janji (palsu) kemerdekaan" yang ditanamkan oleh kolonial Belanda, terutama paska Konferensi Meja Bundar (KMB).

Janji usang kolonial Belanda ini diteruskan ke sebagian masyarakat Papua dari generasi ke generasi sejak  sekitar setengah abad silam.

Indonesia memang sudah merdeka sejak 1945, namun KMB empat tahun sesudahnya mengecualikan Papua dari wilayah Indonesia. Belanda masih tetap bercokol di Bumi Cenderawasih dan menamai Kawasan itu sebagai Nederland Nieuw Guinea (Nugini Belanda).

Namun semangat kemerdekaan dari bekas jajahan Belanda lainnya terlalu kuat untuk ditangkal dan akhirnya menular ke Papua.

Para pemuda Papua terdidik bergerak mendirikan Partai Kemerdekaan Indonesia Irian (PKII) dan Komite Indonesia Merdeka (KIM) yang pro Indonesia. Dua organisasi ini menjadi ancaman nyata bagi kekuasaan Belanda di Papua.

Untuk menandingi pengaruh nasionalisme Indonesia yang diusung PKII dan KIM, pemerintah Belanda tancap gas menumbuhkan nasionalisme Papua. Gerakan Persatuan Nieuw Guniea didirikan dan disemarakkan dengan pembentukan belasan partai politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun