Tetapi Izaak Samuel Kijne membawa anak Papua berpaling dari mengandalkan Allah kepada mengandalkan kemampuan sendiri. Dari hidup dipimpin Tuhan menjadi hidup dipimpin atau memimpin dirinya sendiri. Dari kehidupan merdeka secara rohani di dalam Kristus kepada mimpi tentang kemerdekaan politik atau jasmani.
Kemudian datanglah para pengajar dari golongan Yahudi Mesianik yang mengalihkan pandangan dari Yesus kepada Israel, dari pemujaan kepada Tuhan Yesus kepada pemujaan terhadap Israel dengan karunia-karunia jasmani mereka yang hebat.
Para pengajar dari Yahudi Mesianik berhasil mendirikan Gerakan Sion Kids Papua yang membangkitkan semangat pembebasan politik anak Papua makin menyala-nyala.
Sion Kids yang didirikan pada tanggal yang sama dengan hari kemerdekaan Israel, 14 Mei, dan sering secara demonstratif mengibarkan bendera Israel menjadi alat bagi kepentingan politik negara Yahudi ini di tanah Papua.
Dan anak-anak Papua yang polos tidak menyadari pembelokan ajaran ini, hingga hari ini. Mereka dengan polosnya bermimpi untuk kemerdekaannya.
Papua kini berada dalam kondisi memprihatinkan. Dimanfaatkan oleh elit politik lokal dan nasional yang berkonspirasi dengan kekuatan politik internasional.
Bahkan beberapa dari mereka yang menyebut diri rohaniwan Kristen pun turut menari-nari di dalamnya. Turut memanfaatkan kepolosan anak Papua yang bermimpi tentang kemerdekaan mereka, demi kepentingan dan keuntungan diri sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H