Mohon tunggu...
budi setiyono fkip-uns
budi setiyono fkip-uns Mohon Tunggu... -

tinggi 165 cm ,berat saya 54 kg

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apa Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Penelitian Kuantitatif

19 April 2011   02:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:39 18692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dapat disimpulkan secara garis besar perbedaan antara penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif, jika pada penelitian kuantitatifpermasalahanyang akan diteliti sudah jelas, realitanya sudah ada, terukur, menggunakan pola pikir secara deduktifsedangkan dalam penelitian kualitatif permasalahan yang akan diteliti masih kabur atau belum jelas sehingga masalah yang diteliti akan berkembang ketika memasuki lapangan, penelitiannya belum terukur, dalam penelitian menggunakan pola pikir secara induktif. Judul dalam penelitian kuantutatif kemungkinan besar tidak berubah tetapi pada penelitian kualitatif bisa berubah menyesuaikan hasil perkembangan penelitian yang dilaksanakan di lapangan.

KONSEP DASAR PENELITIAN KUALITATIF

Metodologi penelitian kualitatif mempunyai konsep dasar/landasan berdasarkan pada kenyataan yang ada atau fenomenologi pada kehidupan manusia, selain hal tersebut ada landasan tambahan lainnya seperti interaksi simbolik, kebudayaan, dan etnometodologi yang dapat dijadikan dasar tambahan dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif judul penelitian disusun berdasarkan masalah yang telah ditetapkan yang bersifat masih sementara, yang bisa berubah atau berkembang setelah memasuki lapangan. Judul bisa berubah sesuai dengan keadaan dilapangan, jika diperlukan judul dapat diganti sesuai dengan hasil studi di lapangan. Pada penelitian kualitatif landasan teori yang dimiliki peneliti sebaiknya luas,dalam arti peneliti banyak pengetahuan/ ilmu tentang studi yang akan diteliti sehingga penelitian dapat dihasilkan secara maksimal, tetapi teori tersebut hanya sebagai pedoman dalam penelitian, sehingga jika terjadi perbedaan yang mendasar antara pedoman dengan realitas dilapangan maka peneliti dituntut untuk dapat berkretifitas berdasarkan data yang terjadi di lapangan. Peneliti dalam penelitian kualitatif harus bersifat ‘perspektif emic’ yang mengandung arti memperoleh data bukan sebagaimana seharusnya. Bukan berdasarkan apa yang difikirkan oleh peneliti, tetapi berdasarkan kenyataan yang ada dilapangan. Teknik pengambilan sampel ditentukan pada saat memasuki lapangan dan selama penelitian berlangsung . caranya yaitu peneliti memilih orang tertentu dengan criteria tertentu yang dipertimbangkan akan memberikan datga yang diperlukan, selanjutnya berdasarkan data atau informasi yang diperoleh dari sampel sebelumnyaitu, peneliti dapat menetapkan sampel lainnya yang dipertimbangkan akan memberikan data lebih lengkap. Instrument yang digunakan penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri, tetapi setelah focus penelitian menjadi focus atau jelas maka kemungkinan akan dikembangkan instrument penelitian sederhana yang diharapkan dapat melengkapai data dan membandingkan dengan data telah ditemukan melalui observasi dan wawancara. Untuk teknik pengumpulan data pada penelitian kualitatif dilakukan untuk mendapatkan data yang dianggap perlu, pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara observasi, wawancara, catatan lapangan, dokumentasi, triangulasi/ gabungan dan dalam pengumpulan data ini dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Teknik dalam menganalisi data dalam penelitian kualitatif belum begitu jelas / fleksibel, analisis data kualitatif adalah bersifat induktif yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis. Anasisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai lapangan. Secara garis besar tahapan penelitian kualitatif dimulai dari pemilihan situasi social (tempat, orang, dan aktivitas) kemudian melaksanakan observasi partisipan, mencatat hasil observasi dan wawancara, melakukan observasi deskriptif, melakukan analisis, penulisan laporan.


  1. JUDUL PENELITIAN

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN OLEH GURU KELAS 3 SD NEGERI PEJENGKOLAN KECAMATAN PADURESO KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011


  1. RUMUSAN MASALAH/ FOKUS PENELITIAN :

1.Apa saja media pembelajaran yang digunakan oleh guru kelas 3 SD Negeri. Pejengkolan Kecamatan Padureso Kabupaten Kebumen Tahun 2011.

2.Bagaimanakah guru dalam menggunakan media pembelajaran oleh guru kelas 3 SD Negeri Pejengkolan Kecamatan Padureso Kabupaten Kebumen Tahun 2011.

3.Alasan menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran .

4.Proses penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

5.Manfaat penggunaan media pembelajaran.

6.Bagaimanakah tanggapan siswa terhadap media yang yang digunakan oleh guru .

7.Bagaimanakah tanggapan rekan guru terhadap media yang digunakan oleh guru kelas 3 SD Negeri Pejengkolan Kecamatan Padureso Kabupaten Kebumen Tahun 2011.

8.Bagaimana tanggapan kepala sekolah SD Negeri Pejengkolan terhadap media yang digunakan.


  1. TUJUANPENELITIAN :

1.Menemukan pola/ koherensi tentang penggunaan media pembelajaran oleh guru kelas 3 di SD NegeriPejengkolan Kecamatan Padureso Kabupaten Kebumen Tahun 2011.

2.Menggambarkan proses dalam penggunaan media pembelajaran oleh guru kelas 3 di SD NegeriPejengkolan Kecamatan Padureso Kabupaten Kebumen Tahun 2011.


  1. TEORI ACUAN

A.Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, media diartikan sebagai alat (2000: 726). Dari sumber internet diketahui bahwa kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang berarti “pengantar atau perantara”, dengan demikian dapat diartikan bahwa media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.Media pendidikan adalah alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengajaran atau pembelajaran (2000: 726).Kaitannya dengan pembelajaran, maka media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam PBM.

Media menurut Brings (1970) adalah ”Segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta perangsang peserta didik untuk belajar”. Media/alat peraga merupakan alat pembantu pengajaran yang mudah memberi pengertian kepada peserta didik. Media pengajaran merupakan bagian dari sumber pengajaran yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar untuk lebih mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pendidikan (Mulyani Sumantri dan Johar Permana, 2001: 262).

Gagne dan Reisen dalam buku Strategi Belajar Mengajar (Mulyani Sumantri 2001:150) mendefinisikan media pengajaran sebagai ”Alat fisik dimana pesan-pesan instruksional dikomunikasikan.”Jadi seorang instruktur, buku cerita, pertunjukan film, atau tape recorder, dan lain-lain peralatan fisik yang mengkomunikasikan pesan instruksional dianggap sebagai media.

Dinje Bowman Rumupuk dari buku Strategi Belajar Mengajar (Mulyani Sumantri 2001 : 153) mendefinisikan ”Media pengajaran sebagai setiap alat, baik software maupun hardware yang dipergunakan sebagai media komunikasi dan yang tujuannya untuk meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar.”Dari dua definisi media pengajaran yang dikemukakan di atas dapat dipelajari bahwa media pengajaran adalah segala alat pengajaran yang digunakan guru sebagai perantara untuk menyampaikan bahan-bahan instruksional dalam proses belajar mengajar sehingga memudahkan pencapaian tujuan pengajaran tersebut.

Secara umum media pembelajaran dapat diklasifikasikan dalam empat golongan yaitu:

1.Media Audio

Adalah media yang dapat diterima dengan indera pendengar. Contoh: tape recorder, radio.

2.Media Visual

Adalah media yang dapat diterima dengan indera penglihat. Contoh: media grafik, gambar-gambar, atau benda asli dan benda tiruan.

3.Media Audio Visual

Adalah media yang dapat diterima dengan indera pendengar dan indera penglihat. Contoh: televisi, suara dengan foto, suara dengan slide, video.

4.Multimedia

adalah media yang berasal dari sumber animasi computer.

B.Tujuan Penggunaan Media Pengajaran

Secara umum tujuan penggunaan suatu media yaitu untuk membantu guru menyampaikan pesan-pesan secara mudah kepada peserta didik, sehingga peserta didik dapat menguasai pesan-pesan tersebut secara tepat dan akurat.

Sedangkan secara khusus media pengajaran digunakan dengan tujuan sebagai berikut :

1.Memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk lebih memahamikonsep, prinsip, dan ketrampilan tertentu.Dengan menggunakan media yang paling tepat untuk karakteristik bahan ajar.

2.Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasisehingga lebih merangsang minat peserta didik untuk belajar.

3.Menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam teknologi, karena peserta didik tertarik untuk menggunakan atau mengoperasikan media tertentu.

4.Menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan peserta didik. ( Mulyani Sumantri 2001 : 153 )

C.Fungsi Media Pengajaran

Media pengajaran sebagai segala sesuatu yang digunakan untuk mengantarkan atau menyampaikan pesan,

Secara umum media berfungsi sebagai :

1.Alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.

2.Bagian integral dari keseluruhan situasi mengajar.

3.Meletakkan dasar-dasar yang kongkret dari konsep yang abstrak sehinggadapat mengurangi pemahaman yang bersifat verbalisme.

4.Membangkitkan motivasi belajar peserta didik.

5.Mempertinggi mutu proses pengajaran. ( Mulyani Sumantri 2001 : 154)

Levie and Lentz (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran khususnya media visual, yaitu:

1.Fungsi Atensi

Yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkosentrasi kepada isi pelajaran.

2.Fungsi Afektif

Yaitu dapat menggugah emosi dan sikap siswa.

3.Fungsi Kognitif

Yaitu memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan.

4.Fungsi Kompensatoris

Yaitu untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat dalam menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan secara verbal.

Dari berbagai fungsi tersebut dapat disimpulkan bahwa media sangat bermanfaat dalam proses belajar mengajar guna memperdalam pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajarinya. Selain untuk siswa, media juga bermanfaat bagi guru.

Adapun uraian manfaat media secara lebih rinci yaitu sebagai berikut:

1.Memudahkan belajar siswa dan memberi kemudahan mengajar bagi siswa,

2.Membantu mewujudkan pengajaran konsep dan tema pengajaran yang abstrak dalam bentuk konkret,

3.Membantu jalannya pelajaran tidak monoton dan tidak membosankan,

4.Membantu semua indra siswa secara aktif dan turut berproses, sehingga kelemahan siswa dalam salah satu indra dapat diimbangi oleh kekuatan indra lainnya,

5.Membantu meraih minat siswa dan memberikan motivasi dalam penyajian pelajaran,

6.membantu mendekatkan dunia teori dengan dunia realistis.

D.Alasan Penggunaan Media

Penggunaaan media pengajaran bertitik tolak pada dua hal berikut, yaitu :

1.Belajar Merupakan Perubahan Perilaku,menurut Mulyani Sumantri 2001 : 155 menyatakan bahwa:

Perubahan perilaku terjadi akibat adanya suatu proses yang diawali dengan adanya rangsangan yang kemudian diolah menjadi persepsi.Untuk menanggulangi hambatan terbentuknya persepsi harus diupayakan suatu bentuk alat bantu yang memudahkan atau mengurangi hambatan-hambatan penguasaan kemampuan peserta didik.

2.Belajar Merupakan Proses Komunikasi

Mulyani Sumantri (2001: 155) ’’Proses komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari sumber ke penerima.Media digunakan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan hambatan-hambatan tersebut.”

E.Prinsip-Prinsip Pemilihan Suatu Media

Dalam proses pengajaran hendaknya seorang guru menggunakan media pengajaran yang sesuai agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan optimal.Adapun prinsip-prinsip pemilihan media meliputi:

1.Memilih media harus berdasarkan pada tujuan pengajaran dan bahan ajar yang akan disampaikan.

2.Memilih media harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik.

3.Memilih media harus disesuaikan dengan kemampuan guru, baik dari pengadaannya maupun penggunaannya.

4.Memilih media harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi atau pada waktu, tempat, dan situasi yang tepat.

5.Memilih media harus memahami karakteristik dari media itu sendiri.

( Mulyani Sumantri 2001 : 156 )

Sedangkan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih media pengajaran adalah :

1.Objektifitas yaitu pemilihan suatu media tidak didasarkan karena kesukaan pribadi atau sekedar hiburan, sehingga menghiraukan kegunaan dan relevansinya dengan bahan ajar dan karakteristik peserta didik.

2.Program pengajaran artinya dalam memilih media harus disesuaikan dengan program pengajaran, karena tidak semua media dapat digunakan untuk semua program pengajaran.

3.Situasi dan kondisi artinya pemilihan media harus disesuaikan dengan situasi belajar mengajar yaitu disesuaikan dengan metode mengajar, materi pelajaran, serta lingkungan sekolah dan kelas.

4.Kualitas teknik yaitu kesiapan operasional media sebelum digunakan, misalnya untuk video compact disk apakah kondisinya masih bagus atau sudah rusak.

5.Keefektifan dan efisien penggunaan artinya penggunaan media bukan semata-mata karena melaksanakan salah satu komponen-komponen tetapi apakah media itu betul-betul berguna untuk memudahkan pemahaman peserta didik. ( Mulyani Sumantri 2001 : 156 )

Kesimpulan dari uraian media pembelajaran, maka media pembelajaran merupakan alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran.

F.Pengertian Guru

Menurut undang-undang guru dan dosen pasal satu, Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

G.Tugas guru dalam proses pendidikan

Tugas guru dalam proses pendidikan antara lain sebagi beikut

1.Guru sebagai sumber belajar

Maksudnya adalah peran guru dalam kaitannya dengan penguasaan materi pelajaran. Dikatakan guru yang baik manakala ia dapat menguasai materi pelajaran dengan baik.

2.Guru sebagai falilitator

Maksud guru sebagai fasilitator adalah perannya dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran

3.Guru sebagai pengelola

Guru sebagai pengelola pembelajaran berusaha menciptakan ikllim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara optimal. Melalui pengelolaan yang baik guru dapat menjagakelas agr tetap kondusif untuk proses belajar siswa.

4.Guru sebagai demonstrator

Yang dimaksud dengan peran guru sebagai demonstrator adalah peran untuk mempertunjukan kepada siswa yang berkaitan denang materi sehinga dapat membuat siswa lebih mengreti tentang materi yang diajarkan oileh guru.

5.Guru sebagai pembimbing

Guru sebagai pembimbing maksudnya peran guru agar dapat mengarahkan siswanya untuk dapat menemukan potensi yang dimilikinya sebagai bekal dalam hidupnya,berusaha membimbing siswa supaya mencapai perkembangan yang maksimal sebagai manusia yang menjadi harapan oleh orang tuannya, masyarakat dan bangsa.

6.Guru sebagai motivator

Guru memberikan motivasisuapaya proses pembelajaran yang terjadi dapat berhasil degnan maksimal, siswa yang rendah nilainya belum tentu bodoh maka tugas guru adalah membangkitkanmotivasi siswa sehingga prestasinya dapat optimal

7.Guru sebagai evaluator

Sebagai evaluator guru berperan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan

Jadi dari pengertian guru dan tugas-tugasnya maka dapat disimpulkan bahwa guru SD adalah, guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalurpendidikan formal,dalam pendidikan dasar.



ARGUMEN BAHWA PENELITIAN KUALITATIF ADALAH ILMIAH

Secara umum penelitian bertujuan untuk menguji, menemukan teori baru, atau untuk menemukan sebuah jawaban. Pada Penelitian kualitatif dikatakan ilmiah jika penelitian tersebut memenuhi kebenaran secara ilmiah. Penelitan kualitatif dikatakan ilmiah karena dalam penulisannya secara sistematis menggunakan acuan baku yang telah disepakati. Penelitian kualitatif pada hakekatnya adalah untuk mencari jawaban yang masih belum jelas atau samar-samar, sehingga pada penelitian kualitatif langkah-langkah yang digunakan dalam mencari jawabannya harus dengan pertanyaan-pertanyaan logis / masuk akal sehingga jawabannya juga logis. Oleh karena itu penelitian kualitatif dapat ilmiah jika dalam dalam proses penelitan tersebut ada data pembandingnya sehingga lebih objektif (triangulasi), selain itu dalam proses pengumpulan data harus objektif, pencarian data harus sampai pada titik jenuh (ajeg/sama) dan tidak ragu ragu dalam pengambilan keputusan yang dianggap perlu dengan mempertimbangkan fakta-fakta yang didapat dari lapangan. Disamping itu dalam penelitian kualitatif juga menggunakan teori acuan yang digunakan untuk pedoman dalam proses penelitian, pedoman ini semata-mata digunakan untuk acuan sehingga tidak harus sama antara teori dengan hasil penelitian. Hasil penelitian kualitatif juga dapat digeneralisasikan seperti pada penelitian kuantitatif jika focus penelitian sama atau mirip dengan hasi penelitian yang telah dilakukan di tempat lain.



CARA MENENTUKAN TOPIK DALAM PENELITIAN KUALITATIF

Untuk menentukan topic penelitian kualitatif antara lain sebagai berikut :


  1. Cari/ tentukan focus penelitian (dalam hal ini permasalahan yang akan diangkatoleh peneliti untuk diteliti).
  2. Setelah menenemukan focus penelitian langkah selanjutnya adalah mencari factor-faktor yang mempunyai kaitan dengan focus penelitian yang akan diteliti.
  3. Setelah mengkaitkan factor-faktor , langkah selanjutnya adalah memilih factor yang dianggap cocok oleh peneliti untuk diadakan penelitian lebih mendalam.
  4. Setelah itu kaitkan secara logis factor-faktor subfokus yang akan dipilih dengan focus penelitian.

FUNGSI TEORI DALAM PENELITIAN KUALITATIF

Menurut Snelbecker dalam Moleong (1988) mendefinisikan teori sebagai seperangkat proporsi yang berinteraksi secara sintaksi yaitu yang mengikuti aturan tertentu yang dapat dihubungkan secara logis dengan lainnya sebagai wahana untuk meramalkan dan menjelaskan fenomena yang diamati. Dari segi fungsi teori ada dua pendapat yang dikemukakan yang pertama menurut Selbecker(1974: 28-31) dalam Moelong (1988) menyatakan ada empat fungsi teori yaitu:


  1. Mensistematiskan penemuan-penemuan penelitian.
  2. Menjadi pendorong untuk menyusun hipotesis dandengan hipotesis membimbing peneliti mencari jawaban-jawaban.
  3. Membuat ramalan atas dasar penemuan.
  4. Menyajikan penjelasan untuk menjawab pertanyaan mengapa.

Menurut Glaser dan Strauss (1967: 3) dalam Moleong fungsi teori antara lain;

1.Memberikan kesempatan untuk meramalkan dan menerangkan perilaku.

2.Bermanfaat dalam menemukan teori sosiologi.

3.Dapat dgunakan dalam aplikasi praktis –peramalan.

4.Memberikan perspektif bagi perilaku yaitu pandangan yang harus di saring dari data.

5.Membimbing serta menyajikan gaya bagi peneliti dalam beberapa bidang perilaku.

Jadi dapat disimpulkan fungsi teori dalam penelitian kualitatif adalah untuk menjadi pedoman dalam penelitian tetapi bukan untuk dibuktikan dalam hipotesis melainkan sebagai pedoman. Disamping itu fungsi teori digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena yang terjadi dalam proses penelitian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun