Manusia pada dasarnya memiliki fitrah menyukai hal yang baik dan membenci hal buruk. Atas dasar inilah manusia membutuhkan sebuah petunjuk yang mampu memfilter semua kebaikan yang memang benar-benar mendatangkan maslahat yang hakiki. Petunjuk itulah yang dimaksud dengan istilah agama.
Agama secara prinsip mengajarkan kebaikan, baik secara vertikal maupun horisontal. Hal ini akan mampu menghadirkan ketenangan jiwa, kerelaan hati, spirit berbuat baik dan benar, jika penghayatan dan perealisasiannya dilakukan secara totalitas dalam rangka pengabdian. Itulah hal mendasar dalam bingkai hubungan Sang Pencipta dan makhluk ciptaan-Nya. Dalam ranah komunal, agama mampu membangun struktur hubungan kemasyarakatan yang harmonis dan sehat dengan prinsip kebersamaan sebagai sesama makhluk Tuhan.
Implikasi agama sangatlah luas bahkan merasuk dalam kehidupan manusia, ekspresi religius ditemukan dalam nilai, moral, sistem keluarga, ekonomi, hukum, politik, pengobatan, sains, teknologi, seni, perang dan lainnya. Oleh karena itu untuk mengetahui agama secara kaffah kita memerlukan seorang ulama yang mengarahkan dalam beragama, pula membutuhkan umara, sebab ulama dan umara merupakan instrumen penting dalam kehidupan manusia.
Ulama betapapun besar dan banyaknya tugas mereka, tetap saja mereka tidak boleh terpisah dari unsur penting lainnya, yakni umara. Keterkaitan mereka dengan para ulama sangatlah erat dan memiliki hubungan horisontal yang kokoh dalam menjalankan peran-perannya.
Peran ulama sendiri adalah menjaga syariat dari penyelewengan orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan mis-interpretasi dari orang-orang bodoh. Rasulullah SAW bersabda;
"Ulama adalah kepercayaan Allah atas makhlukNya"
Al-Munawi dalam kitab Faidhul Qadir mengatakan; "kepercayaan" sebagai bentuk penjagaan ulama terhadap syariat dari distorsi takwil yang tidak dapat dipertanggung jawabkan, mereka selalu bersikukuh dalam memegang masalah-masalah agama. Selanjutnya ulama sebagai pengemban tugas para rasul. Rasulullah SAW bersabda;
"Para ulama adalah kepercayaan umatku"
Para ulama mempunyai tugas seperti halnya para rasul yakni tugas menjaga ilmu dan menyebarkan kepada umat, amar ma'ruf nahi munkar. Ulama didepan umatnya diibaratkan seperti dokter dihadapan pasien, mengerti kondisi dan berapa kadar dosis obat dan sebagainya. Sehingga dalam menyebarkan ilmu dan beramar ma'ruf nahi munkar, idealnya ulama juga harus mengerti keadaan umat secara menyeluruh.
Lalu ulama juga sebagai suri tauladan bagi umat dalam perkataan dan perbuatan. Rasulullah SAW besabda; "para ulama adalah penuntun, orang bertakwa adalah para pemimpin, majelis mereka adalah tambahan kebaikan"