Apa itu teori C D M A?
Teori ini dengan tepat menggambarkan berbagai kasus korupsi yang terjadi pada level pembuat kebijakan (pejabat) dengan kekuasaan atau kewenangan tertentu. Klitgard menjelaskan bahwa korupsi dapat terjadi pada tingkat pejabat pemerintah dan pembuat keputusan karena "monopoli kekuasaan" pemimpin dikombinasikan dengan tingkat kekuasaannya yang tinggi (kebijaksanaan resmi) dan kurangnya kontrol yang memadai (minus akuntabilitas) dari pemerintah. pemerintah. Situasi ini dapat dengan mudah mengarah pada praktik korupsi (Kompasiana, 2013; Robert Klitgaard, 2015). Di Indonesia, korupsi dengan mekanisme ini sangat cocok untuk menggambarkan kondisi kehidupan sosial, politik, dan ekonomi pada masa Orde Baru yang bisa jadi demikian. mengendalikan kekuasaan di berbagai bidang kehidupan ekonomi: politik, hukum, budaya dan lain-lain. Pemerintahan Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto memiliki kekuasaan yang sangat besar untuk menciptakan berbagai kebijakan. Namun, kekuasaan pemerintahan Orde Baru tidak diimbangi dengan mekanisme kontrol DPR yang baik. Pasalnya, kekuatan DPR praktis lumpuh saat reorganisasi, hanya digunakan sebagai alat politik pemerintahan. Keadaan ini membuka peluang korupsi, besar dan kecil (Kompasiana, 2013; Robert Klitgaard, 2015). Pada saat yang sama, di era reformasi dan otonomi daerah saat ini, praktik korupsi juga telah terdesentralisasi melalui pengalihan kekuasaan.
APA itu Teori GONE?
Teori GONE adalah teori yang menjabarkan alasan mengapa penjahat melakukan penipuan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa menggunakan teori GONE sudah benar. Tuanakotta (2010) menyatakan bahwa faktor
 Greedy (G)
ketamakan
Keserakahan bisa merujuk pada perilaku serakah
pada setiap orang (Bologna, 1993). Keserakahan (Greed) membutuhkan seseorang
mengatasi kebutuhan. Seperti yang mereka katakan, keserakahan adalah nafsu
ekstra untuk mendapatkan atau mendapatkan lebih dari yang dibutuhkan atau diinginkan,
terutama dalam kaitannya dengan kekayaan materi. Menurut Simanjuntak (2008) keserakahan