Mirip rancangan media massa, desain propaganda pada intinya memerhatikan aspek pemilihan dan permainan kata-kata. Desain propaganda tidak lepas dari aturan normatif yang berlaku. Di sini, perancang propaganda memainkan peran penting dalam merumuskan pesan atau rangkaian kata-kata dan seni grafis, dalam bentuk lain temasuk seni retorika, senin panggung, dan seni lain untuk mempercantik atau mengoptimalkan daya tarik tampilan dan sajian pesan propaganda.
Propaganda dengan slogan dan seni grafis yang menawan banyak digunakan sebagai senjata ampuh untuk memengaruhi sikap dan tindakan massa terhadap suatu ide atau kondisi tertentu.
Pemilihan jenis dan ukuran huruf serta tata letak dan seni infografis sangat penting. Bahasa grafis dalam propaganda bersifat universal, maksudnya grafis tidak mengenal hambatan bahasa bagi orang-orang dari setiap bagian dunia manapun.
Bahasa grafis berfungsi sebagai alat komunikasi universal karena gambar visual dapat dengan mudah dipahami secara intuitif. Terkait dengan peraturan peredaran dan bidang lain pada beberapa aplikasi grafis, propaganda merupakan tujuan lain.
Teknik Propaganda Politik
Ada beberapa teknik propaganda yang sudah cukup familiar dan contoh penerapannya di bidang politik. Sejumlah teknik tersebut meliputi; penjulukan, iming-iming, teknik transfer, merakyat, kesaksian, menumpuk kartu, dan gerobak musik.
Penjulukan (Name Calling) Teknik ini merupakan teknik propaganda dengan cara memberikan sebuah ide atau label yang buruk kepada orang, gagasan, objek agar orang menolak sesuatu tanpa menguji kenyataannya. Pemberian label buruk tersebut bertujuan untuk menjatuhkan atau menurunkan kewibawaan seseorang atau kelompok tertentu, misalnya berkaitan dengan pertarungan Capres yang mengangkat isu "akal sehat", yang merendahkan calon lain.
Iming-Iming (Glittering Generalities) Teknik propaganda ini menggunakan "kata yang baik" untuk melukiskan sesuatu agar mendapat dukungan, tanpa menyelidiki ketepatan asosiasi itu. Teknik propaganda ini digunakan untuk menonjolkan propagandis dengan mengidentifikasi dirinya dengan segala apa yang serba luhur dan agung. Misalnya, ketika Prabowo dalam debat Capres menyampaikan perihal rencana menaikkan gaji polisi, hakim dan jaksa sebagai suatu bentuk upaya dalam mengefektifkan penegakan hukum dan mencegah terjadinya korupsi di Indonesia.
Teknik Transfer Teknik propaganda ini mencakup kekuasaan, sanksi dan pengaruh sesuatu yang lebih dihormati serta dipuja dari hal lain agar membuat "sesuatu" lebih dapat diterima. Teknik propaganda transfer bisa digunakan dengan memanfaatkan pengaruh seseorang atau tokoh yang paling dikagumi dan berkharisma dalam lingkungan tertentu dengan mengindetifikasi suatu maksud menggunakan lambang otoritas, misalnya "Saya Pilih Jokowi".
Merakyat (Plain Folk) Merupakan salah satu teknik propaganda yang menggunakan pendekatan oleh seseorang untuk menunjukkan dirinya rendah hati dan empati, imbauan yang mengatakan bahwa pembicara berpihak kepada khalayak dalam usaha bersama yang kolaboratif. Contoh: "saya salah seorang dari anda, hanya rakyat biasa.
Kesaksian (Testimonials) Testimonial berupa ucapan-ucapan orang yang dihormati atau dibenci untuk mempromosikan atau meremehkan suatu maksud. Kita mengenalnya dalam dukungan politik, Misalnya dalam masa-masa kampanye pilpres, Wapres Jusuf Kalla memberikan pernyataan dukungan yang disertai alasan keberhasilan Jokowi. Argumen pribadi yang dihormati tersebut merupakan teknik testimonial dan sedikit banyak mempengaruhi calon pemilih untuk memantapkan pilihannya untuk memilih kembali Jokowi.
Menumpuk Kartu (Card Stacking) Teknik ini dilakukan dengan memilih pernyataan yang akurat dan tidak akurat, logis dan tak logis dan menonjolkan salah satu aspek saja. Card Staking merupakan teknik propaganda dengan menonjolkan satu sisi saja, entah baik atau buruk, sehingga publik hanya melihat satu sisi saja.