Mohon tunggu...
BRORIVAI_Center
BRORIVAI_Center Mohon Tunggu... Politisi - Kehadiran lembaga BRC pada dasarnya untuk kemajuan Sulsel

BRC ( BRORIVAI Center )

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengenal Propaganda Politik di Era Post-Truth

9 Februari 2019   19:35 Diperbarui: 9 Februari 2019   20:27 2172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedangkan dalam praktek propaganda di kawasan Asia, Jepang menjadi sejarah penting ketika munculnya gerakan politik Kekaisaran Jepang pada era Perang Dunia II yang dikenal dengan "Propaganda 3A". Gerakan ini merupakan organisasi propaganda untuk kepentingan perang Jepang, dengan motto Nippon cahaya Asia, Nippon pemimpin Asia, Nippon pelindung Asia.

Organisasi ini berdiri pada bulan April 1942. Pimpinannya adalah Mr. Sjamsuddin. Tujuannya adalah melakukan propaganda dengan model dan modus untuk menghimpun tenaga rakyat, mendapat dukungan untuk melawan sekutu, dan untuk menarik simpatik rakyat Indonesia dalam memenangkan Perang Asia Timur Raya.

Untuk menunjang gerakan ini, dibentuk Barisan Pemuda Asia Raya yang dipimpin Sukarjo Wiryopranoto dalam menyebarluaskan propaganda dengan menerbitkan surat kabar Asia Raya. Dalam menjalankan aksinya, Jepang berusaha untuk bekerja sama dengan para pemimpin bangsa Indonesia agar dapat merekrut massa dengan mudah, sekaligus dapat mengawasi kinerja para pemimpin nasional ketika itu.

Apa itu Propaganda Politik?

Kata propaganda seringkali dipersepsikan secara buruk. Hal ini beralasan karena propaganda menjadi perangkat politik bagi pihak yang ingin memenangkan pertarungan dengan berbagai pendekatan negatif.

Menurut Ardial (2009), istilah propaganda mendapat reaksi negatif di negara-negara demokrasi, karena dengan propaganda seperti dalam kasus Nazi, banyak menelan korban jiwa. Negara-negara demokrasi yang dipelopori Amerika sangat anti dengan kegiatan propaganda, meskipun sebaliknya Amerika seungguhnya juga melawannya dengan kontra-propaganda. Propaganda dinilai tidak sedikit pun dapat memberikan pencitraan yang baik, dan umumnya menimbulkan kesan yang buruk.

Secara konseptual, propaganda adalah rangkaian pesan yang bertujuan untuk memengaruhi pendapat dan kelakuan masyarakat atau sekelompok orang. Propaganda tidak menyampaikan informasi secara obyektif, tetapi memberikan informasi yang dirancang untuk memengaruhi pihak yang mendengar atau melihatnya. Bahkan, propaganda dapat dilihat dari konteks kegiatan komunikasi yang erat kaitannya dengan persuasi.

Pada dunia akademis, propaganda tersebut seakan ditabukan. Kegiatan propaganda memang sangat terkait dengan kepentingan politik. Sehingga dalam sejumlah referensi gerakan propaganda merupakan kebijaksanaan atau tindakan politik yang diarahkan untuk menentukan isi dan tujuan yang hendak dicapai terkait dengan kepentingan kekuasaan.

Dalam propaganda politik umumnya melibatkan usaha pemerintah, partai atau golongan untuk pencapaian tujuan strategis dan taktis, dan kegiatan popaganda politik itu sendiri mencakup penyebaran doktrin, penyebaran keyakinan politik tertentu.

Secara umum, wujud dari propaganda dapat dilihat dari proses penyampaian gagasan, ide/kepercayaan, atau doktrin dalam rangka mengubah opini, sikap, dan perilaku individu/kelompok, dengan teknik-teknik memengaruhi dalam suatu interaksi politik, baik skala lokal, nasional, regional maupun internasional.

Pola dan Komponen Propaganda

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun