Mohon tunggu...
Bram Y. Setiadi
Bram Y. Setiadi Mohon Tunggu... -

Mahasiswa, sedang belajar menulis, pengelola kudapanpagi.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Bola

Leicester City: Dunia Dongeng dalam Hiruk Pikuk Dunia Modern

10 Mei 2016   16:05 Diperbarui: 10 Mei 2016   16:16 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bila pengamatan kita alihkan pada kondisi finansial, maka ketimpangan nyata terlihat di antara Premier League dengan Ligue 1. Mengacu pada data yang terhimpun pada laman Transfermarkt, disebutkan bahwa Premier League memiliki nilai pasar 4,41 milyar euro (67,2 triliun rupiah) dan untuk Ligue 1 1,55 milyar euro (17,6 triliun rupiah). Mengingat jumlah tim yang berkompetisi sama dan jumlah pemain yang tak jauh berbeda (520 di Premier League dan 540 di Ligue 1), komoditas Premier League yang hampir tiga kali lebih besar dibanding Ligue tentu tidak dapat dipandang sebelah mata.

Menilik lebih dalam kompetisi Premier League, jika penghitungan kekayaan liga dibagi rata ke 20 tim, maka setiap tim akan memperoleh 220 juta euro, meski kenyataannya tidak demikian. Seperti yang telah diprediksi, big six sendiri memiliki jumlah kekayaan 2,53 milyar euro atau sekitar 60% dari nilai pasar keseluruhan. Secara rinci, berikut perbandingan kekayaan antara big six, West Ham United, dan Leicester City FC:

random20-3-5731a1d32ab0bd6206601eb2.jpg
random20-3-5731a1d32ab0bd6206601eb2.jpg
Gambar: Bram Y. Setiadi; Data: Transfermarkt (klik di sini)

Di era sepakbola modern, kondisi keuangan tim memberikan pengaruh besar pada prestasi. Mari kita lihat fakta ini dari lima besar liga terbaik di eropa versi FIFA selain Premier League (posisi lima besar secara berurutan: La Liga - Spanyol, Bundesliga - Jerman, Premier League - Inggris, Serie-A - Italia, dan Liga NOS - Portugal).

3 besar klasemen klub hingga 1 pekan sebelum akhir musim dan peringkat kekayaan dalam tanda kurung ( ).
La Liga: 1. Barcelona(2) - 2. Real Madrid(1) - 3. Atletico Madrid(3)
Bundesliga: 1. Bayern Munich (1) - 2. Borussia Dortmund (2) - 3. Bayer 04 Leverkusen (3)
Serie-A: 1. Juventus(1) - 2. Napoli(2) - 3. AS Roma(3)
Liga NOS: 1. Benfica(1) - 2. Sporting CP(2) - 3. FC Porto(3)

3 terbawah klasemen klub hingga 1 pekan sebelum akhir musim dan peringkat kekayaan dalam tanda kurung ( ).
La Liga: 18. Sporting Gijon(15) - 19. Rayo Vallecano(19) - 20. Levante UD(17)
Bundesliga: 16. Werder Bremen(13) - 17. VfB Stuttgart(8) - 18. Hannover 96(16)
Serie-A: 18. Carpi(19) - 19. Frosinone(20) - 20. Hellas Verona(17)
Liga NOS: 16. Uniao Madeira(17) - 17. CD Tondela(18) - 18. Coimbra (13)

Dalam setiap klasemen liga elit tersebut, secara gamblang dapat terlihat bahwa posisi puncak dikuasai oleh klub-klub terkaya. Di sisi lain penghuni dasar tabel merupakan klub dengan kondisi finansial menengah kebawah. Melalui telaah yang dilakukan, hanya terdapat dua klub menengah kebawah yang menembus posisi lima besar, yakni Mainz 05 di Liga Jerman (pos. 5/kekayaan 11) dan FC Arouca di Liga Portugal (pos. 5/kekayaan 12).

Tidak dapat dipungkiri lagi pada masa ini, walau sepakbola bukan tentang individu melainkan kerjasama tim, tetapi kehadiran pemain-pemain berkelas dalam satu ruang ganti seakan tak memberi ruang yang nyata pada usaha dan kerjasama. Dalam hal ini Leicester memberikan guratan warna yang berbeda, dengan menjadi satu-satunya tim menengah kebawah yang menjadi pemuncak salah satu liga elit. Membuktikan bahwa dominasi kucuran dana di tengah lapangan hijau bukan menjadi satu-satunya jalan untuk meraih kesuksesan. Bisa jadi, karena ini pula penduduk dunia gegap gempita - bahwa uang tidak menjadi satu-satunya harapan untuk kehidupan yang lebih baik, meski berada di lautan peradaban modern.

Realisasi dunia dongeng belum berhenti hingga titik ini. Tergolong dalam generasi Y yang lahir di paruh pertama 90-an, masa kecil saya dicekoki dengan dongeng perjuangan berbalut kerja keras khas anime Jepang yang masih rutin ditayangkan di televisi. Masih ingat benar kisah Hanamichi Sakuragai dan perjalanannya dengan tim basket Shohoku di anime SlamDunk, atau Kazamatsuri Sho dalam anime Whistle! bersama klub sepakbola sekolah menengah Josui. Dalam genre lain juga ada Naruto dan Monkey D. Luffy yang masih banyak digandrungi peminat hingga kini. Semua dongeng tersebut hampir memiliki alur yang sama. Bercerita tentang kerja keras dan pertemanan dari tokoh utama yang semula bukanlah siapa-siapa hingga akhirnya berujung pada kesuksesan meski pada mulanya tidak diakui oleh siapapun.

Membandingkan kisah anime dalam dunia nyata khususnya sepakbola, peristiwa mengejutkan yang pernah ditemui di abad ke-21 praktis hanyalah kemenangan Yunani pada Piala Eropa 2004. Probabilitas Yunani menjadi juara kala itu dilansir sebesar 1:140 atau sekitar 0,7% dalam persentase. Hanya 3 dari 200 orang yang menaruh harapan pada tim tanah dewa yang kala itu tidak diperkuat satupun pemain bintang untuk dapat menjuarai Euro 2004. 

Tapi kini, Leicester City hadir dengan kisah yang lebih dramatis. Probabilitas Leicester menjadi juara adalah 1:5000 atau sekitar 0,02% atau sekitar 35 kali lebih kecil dari peluang yang dimiliki Yunani. Jika kapasitas stadion Wembley adalah 90.000, maka hanya ada 18 orang yang yakin Leicester - yang juga tidak memiliki pemain bintang, bahkan sebagian besar belum pernah saya dengar sebelumnya - dapat menjuarai Premier League, bayangkan betapa sedikitnya! Bahkan beberapa media sepakbola terkemuka seperti ESPN pada awal musim menjagokan Leicester City menjadi tim pertama yang terdegradasi (lihat pada tautan ini). Perjuangan yang ditempuh sama sekali tidak mudah sebelum akhirnya Wes Morgan beserta kawan-kawannya mampu membalikan keraguan ini hingga di akhir April hanya 1 dari 20 orang yang meragukan Leicester dapat merengkuh gelar juara untuk kali pertama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun