Hal tersebut bisa dilihat di Indonesia tentang bagaimana pihak konglomerat bisa memiliki perusahaan media sendiri. Kepemilikan ini juga memiliki sisi akan keberagaman platform media, baik yang bergerak di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, dan lain-lain.
Tingkatan Produk Hasil Jurnalisme MultimediaÂ
Tapi tahukah anda? Deuze (2004) bahkan memberikan gambaran produk jurnalisme multimedia dari yang paling sederhana hingga yang paling canggih. Diantaranya:
- Stand-ups: laporan berita live di televisi yang dilakukan oleh jurnalis media cetak untuk platform televisi di bawah kantor media yang sama.
- Galeri atau slide show: kumpulan foto jurnalistik yang dibuat untuk versi online surat kabar, tidak terlupa foto-foto ini juga disebarkan melalui surat kabar cetak.
- Berita ringkas atau berita singkat: dibuat oleh jurnalis cetak, televisi, atau online yang kemudian disebarkan ke berbagai saluran distribusi seperti media sosial, SMS, email, dan media internet lainnya.
- Kegiatan multimedia mulai canggih di tingkatan proyek bersama antara berbagai platform media yang berbeda-beda untuk mengumpulkan, mengedit, dan mempresentasikan dalam berbagai format.
- Yang terakhir adalah tingkatan newsroom multi-platform yang terintegrasi penuh, dimana seluruh tim redaksi, baik dari media cetak, televisi, dan online bekerjasama dalam sebuah ruang redaksi yang sama. Mereka mengumpulkan informasi, menggali data-data dan merencanakan sekumpulan berita yang kemudian didistribusikan di masing-masing platform media.
Dari berbagai produk yang dihasilkan dalam kegiatan jurnalisme multimedia, ada beberapa isu yang berkaitan dengan perubahan kompetensi pembuat dan pengikut berita. Orang-orang membaca, menonton, dan mendengarkan apa yang dihasilkan jurnalis, dimana selalu terdiri dari suatu penceritaan sebuah fakta.
Partisipasi, kolaborasi, berbagi pengetahuan, sumber daya, hingga produksi sebuah cerita fakta secara kolektif termasuk elemen dari berbagai format media dan interaktivitas yang bukan hanya tantangan kelembagaan, organisasi, dan teknologi.
Dengan demikian, jurnalis multimedia dapat dilihat sebagai seorang professional, kompeten, dan percaya diri bekerja sebagai individu yang bergerak dalam konvergensi industry berita.
Fleksibilitas jurnalis multimedia dalam berpikir dan memiliki agensi dalam proses perubahan dan adaptasi serta menjadi bagian dari kolektif, di mana beberapa pihak mengalami proses tidak percaya dan bahkan mungkin terancam oleh proses komputerisasi dan konvergensi yang sedang berlangsung.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI