Mohon tunggu...
Brigittha PricilyaSetyawan
Brigittha PricilyaSetyawan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Love diversity

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Sisi Lain untuk Menjadi Seorang Jurnalis Multimedia

27 Februari 2022   20:40 Diperbarui: 27 Februari 2022   21:01 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hola mi amigos! Bagaimana kabarnya semua? Semoga dalam keadaan sehat. Kita ketemu lagi dalam pembahasan menjadi seorang jurnalis multimedia.

Ada yang bilang 'enak ya, dia serba bisa' atau 'gimana caranya dia bisa mendapatkan banyak data sekaligus?'. Inilah yang harus dilalui oleh seorang jurnalis multimedia.

Pengertian Multimedia

Sebelum membahas lebih jauh mengenai dunia jurnalisme multimedia, mari memahami apa itu 'multimedia' menurut Deuze pada jurnalnya yang berjudul 'What is Multimedia Journalism'. Deuze menjelaskan dua poin mengenai multimedia dalam jurnalisme:

  • Multimedia adalah satu paket yang disajikan melalui internet dalam satu web, serta menggunakan dua hingga lebih media. Media ini seperti kata-kata lisan atau tulisan, musik, gambar bergerak, hiperteks, dan lain-lain.
  • Multimedia adalah satu paket berita terintegrasi yang disajikan melalui media internet yang berbeda. Produk multimedia bisa disebarkan melalui situs web, email, SMS, MMS, radio, televisi, surat kabar, dan majalah cetak.

Dari kedua penjelasan Deuze mengenai multimedia, sudah jelas bahwa produk jurnalisme multimedia menghasilkan beberapa media fakta serta disebarkan di beberapa media internet.

Logika Media:

Deuze (2004) juga menjelaskan 3 logika media. Diantaranya ada institutional perspective, producer or user perspective, dan technological and organizational perspective. Untuk mempermudah teman-teman memahaminya, mari kita simak infografis berikut!

Logika Media
Logika Media

Konvergensi Media

Namun, dibalik itu semua Deuze menjelaskan bahwa multimedia terdapat konvergensi media dan cross ownership. Kedua konvergensi ini berarti sebuah media bisa dimiliki secara individu.

Hal tersebut bisa dilihat di Indonesia tentang bagaimana pihak konglomerat bisa memiliki perusahaan media sendiri. Kepemilikan ini juga memiliki sisi akan keberagaman platform media, baik yang bergerak di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, dan lain-lain.

Tingkatan Produk Hasil Jurnalisme Multimedia 

Tapi tahukah anda? Deuze (2004) bahkan memberikan gambaran produk jurnalisme multimedia dari yang paling sederhana hingga yang paling canggih. Diantaranya:

  • Stand-ups: laporan berita live di televisi yang dilakukan oleh jurnalis media cetak untuk platform televisi di bawah kantor media yang sama.
  • Galeri atau slide show: kumpulan foto jurnalistik yang dibuat untuk versi online surat kabar, tidak terlupa foto-foto ini juga disebarkan melalui surat kabar cetak.
  • Berita ringkas atau berita singkat: dibuat oleh jurnalis cetak, televisi, atau online yang kemudian disebarkan ke berbagai saluran distribusi seperti media sosial, SMS, email, dan media internet lainnya.
  • Kegiatan multimedia mulai canggih di tingkatan proyek bersama antara berbagai platform media yang berbeda-beda untuk mengumpulkan, mengedit, dan mempresentasikan dalam berbagai format.
  • Yang terakhir adalah tingkatan newsroom multi-platform yang terintegrasi penuh, dimana seluruh tim redaksi, baik dari media cetak, televisi, dan online bekerjasama dalam sebuah ruang redaksi yang sama. Mereka mengumpulkan informasi, menggali data-data dan merencanakan sekumpulan berita yang kemudian didistribusikan di masing-masing platform media.

Dari berbagai produk yang dihasilkan dalam kegiatan jurnalisme multimedia, ada beberapa isu yang berkaitan dengan perubahan kompetensi pembuat dan pengikut berita. Orang-orang membaca, menonton, dan mendengarkan apa yang dihasilkan jurnalis, dimana selalu terdiri dari suatu penceritaan sebuah fakta.

Partisipasi, kolaborasi, berbagi pengetahuan, sumber daya, hingga produksi sebuah cerita fakta secara kolektif termasuk elemen dari berbagai format media dan interaktivitas yang bukan hanya tantangan kelembagaan, organisasi, dan teknologi.

Dengan demikian, jurnalis multimedia dapat dilihat sebagai seorang professional, kompeten, dan percaya diri bekerja sebagai individu yang bergerak dalam konvergensi industry berita.

Fleksibilitas jurnalis multimedia dalam berpikir dan memiliki agensi dalam proses perubahan dan adaptasi serta menjadi bagian dari kolektif, di mana beberapa pihak mengalami proses tidak percaya dan bahkan mungkin terancam oleh proses komputerisasi dan konvergensi yang sedang berlangsung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun