Mohon tunggu...
Brevian Rival R. Angi
Brevian Rival R. Angi Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 2 Cibal

Alumnus Program Studi Linguistik Universitas Gadjah Mada - Penerima Beasiswa LPDP

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kefalasiaan Yahaya Waloni

31 Agustus 2019   17:14 Diperbarui: 31 Agustus 2019   17:44 1914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulisan ini untuk menanggapi ceramah Yahya Waloni di salah satu masjid di Jakarta yang divideokan dan diunggah ke youtube pada tanggal 22 Agustus 2019 olek kanal Pelita Rakyat.

Pada tulisan ini, saya akan menanggapi pernyataan Yahya menurut urutan waktu dalam video tersebut.

1. Pada menit 07.51

"Dilarang menjadikan makhluk dan benda sebagai Tuhan"

Umat Kristen tidak menjadikan makhluk dan benda sebagai Tuhan. Jika Anda berpendapat bahwa umat Kristen menuhankan Yesus (konsili Nicea) maka Anda keliru. Kami percaya bahwa Yesus Kristus adalah Allah. Tidak ada proses 'menjadi' seperti yang Anda katakan.

2. Pada menit 08.40 -- 08.56

"dengarlah Israel, Tuhanmu adalah YAHWEH dan YAHWEH itu adalah ekhad, 'ekhad' itu dalam bahasa Arabnya 'ahad', karena banyak sekali sinonimisasi antara Arabik dan bahasa Hebrew atau Ibrani"

Jika penjelasan terjemahan Anda tentang 'ekhad' dan 'ahad' itu benar maka Anda salah menyebut itu sebagai sinonimisasi. Itu bukan sinonim tetapi bisa jadi kata Ibrani 'ekhad' dan Arab 'ahad' secara etimologi berasal dari asal kata yang sama dan lebih tua (proto). Sinonim adalah bentuk bahasa yang maknanya mirip atau sama dengan bahasa lain. Contohnya dalam bahasa Indonesia 'haus - dahaga', 'rajin -- giat' dan dalam bahasa Inggris seperti 'smart -- clever' dan 'pupil -- student'.

3. Pada menit 08.57 -- 09.30.

"Kalau kita menyebut rumah sembahyang... masjid, dia menyebutnya 'Betapilah' bukan 'church' bukan 'sinagoge'. Sinagoge itu tempat beribadahnya Katolik ortodoks atau dalam bahasa kita gereja. Yahudi rumah sembahyang itu disebut Betapilah sekali lagi rumah sembahyang adalah Betapilah. Ini banyak yang mengajarkan keliru, katanya sinagoge itu tempat sembahyang Yahudi. Yahudi agamanya bukan Kristen, agama Yahudi adalah Yudaisme."

Tidak tahu buku sumber Anda apa tapi dari banyak bacaan website internet yang bereputasi dijelaskan bahwa sinagoge adalah tempat berkumpul orang-orang Yahudi di luar Yudea. Setelah runtuhnya Bait Allah, sinagoge menjadi tempat untuk mereka beribadat. Coba Anda lihat video penjelasan Pendeta Esra tentang pemakaian kata 'Sinagoge' dalam Alkitab.

4. Pada menit 09.43 -- 08.56

"... ha ini bahasa kitab orang Yahudi dan di Indonesia ini tidak ada pendeta yang kuasai bahasa itu. Ada tiga orang dulunya, dua sudah di neraka karena sudah mati tinggal saya masih hidup. Makannya jangan tantang ustad Somad, tantang Yahya Waloni ini e yang berkoar-koar...." 

Sepertinya Anda kurang baca atau memang suka berbual. Tafsiran Alkitab yang biasa saya baca di www.sarapanpagi.org pendalaman Alkitab banyak menggunakan penjelasan akar kata dari bahasa asal Ibrani dan Yunani lengkap meggunakan ortografi Ibrani dan terjemahannya. Jika demikian Anda bukan satu-satunya ahli bahasa Ibrani yang ada di Indonesia (itu pun kalau Anda tidak tipu, baiknya Anda membuat video yang menunjukan kalau Anda bisa bahasa Ibrani).

5. Pada menit 11.39 --11.51

" Berarti sejabodetabek sudah 3.873 dengan Pak Dede hari ini.... Sudah 8.073 orang saya islamkan di Jabodetabek belum di Sulawesi sana...."

Mana yang betul Pak Yahya, 3.873 dan 8.073? soalnya angka pertama yang Anda sebutkan tidak sama dengan angka kedua. Jangan sampai orang berpendapat bahwa Anda suka melebih-lebihkan sesuatu.

6. Pada menit 14.03 -- 14.13

"Saya pendeta GKI, rektor di sana dulu. Saya yang mendirikan Universitas Papua dengan support dana dari Stutgard Jerman..."

Saya sangsi dengan pernyataan Anda ini. Dari beberapa sumber di internet didapat informasi bahwa Anda kelahiran 30 November 1970 dan bertugas di GKI selama 16 tahun dan Anda menjadi mualaf pada tahun 2006. Analisisnya, Karena kelahiran 30 November 1970 maka saat ini Anda berumur 48 tahun. Anda beralih keyakinan pada tahun 2006 artinya saat itu Anda berumur 36 tahun. Anda bertugas di GKI (sebagai pendeta) selama 16 tahun, jadi jika dihitung mundur dari Anda manjadi mualaf (tidak lagi pendeta) maka Anda menjadi pendeta di GKI pada umur 20 tahun. Jika demikian, berarti Anda sangat cerdas. Anda pasti program akselerasi di tingkat SD, SMP dan SMA, dan menempuh sekolah teologia 4 tahun setelah itu menjadi seorang pendeta GKI (bisa jadi tanpa lewat masa vikariat). Suatu capaian yang sangat membanggakan. Anda seharusnya sampaikan capaian itu ke MURI untuk mendapat rekor pendeta Gereja Kristen Indonesia termuda.

7. Pada menit 15.45 -- 15.52

"Saya tidak mengatakan Bible Kristen itu fiksi, Bible Kristen itu palsu, lapor..."

Palsu seperti apa yang Anda maksudkan? Palsu binernya adalah asli. Saya takut Anda memakai alat ukur dan standar yang salah dalam mengukur dan menilai. Perihal melaporkan Anda ke kepolisian, apanya yang sulit? Tapi banyak pertimbangan lain yang dipikirkan bukan seperti Anda yang sepertinya tidak berpikir.

 

8. Pada menit 16.02 -- 16.10

"Ada ayat-ayat yang kosong, ada nomornya tapi tidak ada kalimat. Saya tulis, nabinya tidak sempat tulis lagi mudik ke Jombang..."

Coba Anda tunjukan ayatnya, di bagian Alkitab mana? Pasal dan ayat berapa? Katanya Anda mantan pendeta, seharusnya Anda tau bahwa awalnya kitab suci ditulis tidak terdapat penomoran ayat. Penomoran ayat, catatan kaki (footnote), dan alat bantu baca ditambahkan untuk membantu umat dalam memahami teks kitab suci. Coba sebutkan bagian Alkitab mana yang ada nomornya tapi tidak ada kalimatnya. Atau mungkinkah Alkitab yang Anda pegang berbeda dengan Alkitab yang saya pegang?

9. Pada menit 17.03 - 17.

"Dari pada Anda di dalam lompat sana lompat sini sampai kemasukan, kenapa, kepenuhan roh kudis eh sorry Roh kudus..."

 Ini jelas-jelas adalah penistaan. Pasti ada konsekuensi dari pernyataan Anda ini.

 

10. Pada menit 18.45 -- 18.50

"Mengapa di situ judulnya Matius, Markus, Lukas, Stefanus, tetanus, sapritus, captikus." 

Ini jelas-jelas adalah penistaan. Pasti ada konsekuensi dari pernyataan Anda ini.

11. Pada menit 19.44 -- 19 .58

"Di mana relevansinya antara Isa dengan Kristen, di mana relevansinya, hubungannya, hubungan historik, hubungan teologis, hubungan antropomistitis  Isa dengan agama Kristen."

Jelas ada hubungan historis, dan teologis dan antropologis. Arti dari Kristen adalah pengikut Kristus yang berarti bahwa mereka mempercayai Yesus Kristus sebagai Allah yang menebus dosa dengan cara mati di kayu salib. Iman kepada Kristus itulah yang membuat manusia-manusia Yahudi dan non Yahudi menjalani hidup mereka dengan nilai-nilai ajaran Kristus. Jelas ada relevansinya.

12. Pada menit 23.01 -- 23.08; 25.05 -- 25.12

"Bayangkan 50 pendeta taruh tangan di kepala... ni pendeta-pendeta ini saya yang wisuda"; "Dia, saya yang pendetakan, saya yang wisudahkan, saya yang tabiskan, kok dia mendoakan saya sekarang..." 

Jika Anda yang mewisudakan mereka, apakah itu berarti bahwa mereka tidak boleh mendoakan Anda? Tentu saja bisa karena perihal berdoa tidak mengenal hirarki, tidak melarang bahwa yang didoakan adalah yang memiliki status yang lebih 'rendah' dari si pendoa. Kalau ikut cara berpikir Anda maka seorang murid tidak boleh mendoakan gurunya, seorang mahasiswa tidak boleh mendoakan dosennya dan seorang staf tidak boleh mendoakan pimpinannya. Sungguh terjadi kefalasian.

 

13. Pada menit 19.44 -- 19 .58

"Sementara Bible Kristen ini lumpuh secara footnote"

Ngakak saya mendengar pernyataan tidak berdasar ini, suatu pernyataan yang menggambarkan isi kepala Anda. Saya ragu bahwa Anda membaca Alkitab dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa Inggris apalagi dalam bahasa Ibrani dan Yunani. Saya tidak heran jika Anda banyak bicara ngawur tentang Kekristenan karena dalam hal kecil seperti ini saja Anda salah. Coba Anda pergi ke toko buku Kristen dan beli Alkitab dalam dalam bahasa Inggris NIV (New International Version). Pergilah beli dan buktikan sendiri apakah ada footnotenya atau tidak. Setelah Anda membacanya Anda bisa mendapat pencerahan untuk dari kekaburan Anda. Apakah Bible Kristen lumpuh atau tidak?  Menurut saya, Bible Kristen tidak lumpuh secara footnote malahan Bible Kristen berjalan dan bahkan berlari dengan kencang. Lucu sekali pernyataan Anda ini.     

 

14. Pada menit 33.33 -- 33.37

"Dulu saya kuburkan pendeta itu banyak, sudah hampir ribuan pendeta saya kuburkan waktu mati"

Hanya orang yang tidak berpikir yang percaya pada bualan Anda. Sudah ribuan pendeta Anda kuburkan? Memangnya sudah berapa lama Anda bertugas sebagai pendeta?, ada berapa banyak pendeta GKI di Papua selama periode Anda bertugas?, dan apakah setiap pendeta GKI yang meninggal di tanah Papua Anda yang kuburkan? Menurut saya mungkin Anda memimpin ibadah penguburan beberapa pendeta yang meninggal tapi jumlahnya kurang dari 10 orang pendeta.

15. Pada menit 36.27 -- 36.44

"Tapi saya orang akademik, ditelusuri disiasati secara ilmiah apa betul saya gila? Anak saya umur 2 tahun tanya sama saya, Pak di mana Tuhan Yesus, itu di dinding sana yang lagi tersalib, aduh kasian ya luka-luka Tuhan ya...."; 

16. Pada menit 36.53 -- 37.12

"Begitu saya tinggal di Bandung saya tanya orang gila di lampu merah, saya mau uji apakah saya gila atau ini yang gila. Saya tanya orang gila di lampu merah, orang Islam (...), di mana Allah? dia tunjuk ke atas. Saya, anak saya tanya saya tunjuk ke dinding, mana yang kira-kira gila, yang tunjuk ke dinding atau yang tunjuk ke langit...."

 

17. Pada menit 37.52 -- 37.58

"Yang tunjuk ke dinding atau yang tunjuk ke atas sama-sama gila yang tapi yang lebih gila yang tunjuk ke dinding" 

18. Pada menit 38.00 -- 38.21

"Jadi, kalau dituduh gila nanti Mikael nggak usah marah karena yang menuduh kita gila adalah orang-orang gila. Justru kita masuk Islam baru sembuh dari gila"

Dari pernyataan Anda (pada nomor 15-18) ini terlihat kefalasian Anda, premis dan dan konklusi Anda tidak nyambung. Pertama, pada cerita anak Anda yang berumur 2 tahun waktu bertanya di mana Tuhan dan Anda menjawab "Itu di dinding" dan selanjutnya  (pada menit ke 37.52 -- 37.58) Anda menjawab bahwa yang tunjuk ke dinding itu gila, saya sangat setuju dengan jawaban Anda itu. Menurut saya, Ya memang jika ada orang Kristen yang berpikir (seperti Anda) bahwa keberadaan Tuhan Yesus itu di gambar yang tergantung di dinding maka memang benar dia gila (saya meminjam terminologi yang Anda pakai). Saya kesulitan mencari kata sifat untuk mendeskripsikan Anda terkait pernyataan Anda ini. Ijinkan saya yang gagal masuk sekolah teologia ini menjelaskan kepada Anda (yang katanya mantan pendeta dan rektor). Orang Kristen tidak berpikir atau menganggap bahwa Tuhan Yesus itu berada di sebuah gambar tergantung di dinding. Keberadaan Tuhan Yesus tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, Dia Maha hadir di mana pun dan kapan pun. Tidak hanya terbatas pada suatu tertentu. Nalar Anda kurang sehat. Anda tidak bisa membedahkan antara gambar Tuhan dan keberadaan Tuhan (yang Omnipresent). Jadi kalau 'gila' jangan ajak-ajak Kristen yang lain, Anda sendiri saja. Hanya Anda sendiri dan mungkin anak-anak yang belum sampai pada pemikiran abstrak seperti itu.

Kedua, sekali lagi Anda keliru, mengapa bertanya tentang Tuhan kepada orang gila? Bukankah orang gila tidak memiliki pemikiran yang rasional, tidak bisa membedakan yang baik dan benar, apalagi jika orang gila itu menderita skizofernia. Terdapat kesesatan berfikir (falasia) akut yang terlihat dari penarikan kesimpulan Anda.        

 

19. Pada menit 38.00 -- 38.21

 "Orang gila belum tentu sesat, lebih baik dituduh gila dari pada dituduh sesat. Orang gila belum tentu sesat, orang sesat lebih dari pada gila. Jadi kalau dituduh gila nanti Mikael jangan marah karena yang menuduh kita gila adalah orang-orang gila, justru kita masuk Islam baru kita sembuh dari gila" 

Memang susah ketika orang 'gila' berbicara tentang gila. Bisa jadi gila pangkat dua bahkan pangkat sembilan (giga). Penalaran induktif Anda tentang kekristenan yang berangkat dari pengalaman pribadi, generalisasi yang Anda buat nampak sekali kefalasian Anda. Pesan saya untuk Anda (mantan rektor) agar berfikir baru berbicara jangan berbicara sebelum berpikir. Kasihan gara-gara Anda negara ini jadi tidak damai tapi saya tahu bahwa tidak semua Islam seperti Anda dan tidak semua ustaz seperti Anda. Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun