Setelah semua bahan organik tercampur selanjutnya kita masuk dalam proses pengadukan supaya semua dapat tercampur dengan rata atau homogen. Pengadukan ini akan meningkatkan proses pencernaan dengan cara menyebarkan bakteri, substrat, dan nutrisi serta menyetarakan suhu.
 Alat dan Bahan
- Digester
- Menara Absorber
- Pompa
- Menara Absorber
- Tangki Penampung
- Tangki Pengendap
- Generator
- Aerator
- Kotoran sapi
- Air
- Starter
Langkah- Langkah Membuat Biogas
1. Campurkan kotoran sapi dengan air sampai terbentuk adonan seperti lumpur dengan perbandingan 1:1 pada wadah yang sudah disediakan.
2. Alirkan lumpur kedalam digester. Pada pengisian pertama, buka kran gas yang ada diatas digester agar udara yang ada didalam digester terdesak keluar oleh lumpur yang sudah dimasukkan tadi. Pada pengisian pertama ini kita harus mengisi digerster sampai penuh agar udara yang berada didalam digester dapat keluar semua.
3. Tambahkan starter sebanyak 1 liter dan isi rumen segar dari rumah potong hewan (RPH) sebanyak 5 karung untuk kapasitas digester 3,5 - 5,0 m2. Setelah digester  penuh, tutup kran gas supaya terhindar dari udara luar dan terjadi proses fermentasi.
4. Buang gas pertama yang dihasilkan pada hari ke-1 sampai hari ke-8 karena yang terbentuk adalah gas CO2.
5. Barulah pada hari ke-14 gas yang terbentuk dapat digunakan untuk menyalakan api pada kompor gas atau kebutuhan lainnya. Mulai hari ke-14 ini kita sudah bisa menikmati hasil dari proses fermentasi tadi. Biogas ini tidak berbau. Selanjutnya, digester terus diisi lumpur kotoran sapi secara berkala sehingga dihasilkan biogas yang optimal.
Dari proses pembuatan biogas ini kita dapat mempelajari bahwa sesuatu yang dianggap tidak berharga justru dapat dimanfaatkan untuk dijadikan suatu olahan yang sangat menguntungkan. Tidak hanya menghasilkan biogas, tetapi kotoran sapi juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk untuk pertanian dan pupuk yang dihasilkan dari kotoran sapi ini dianggap sangan efisien karena ramah lingkungan dan bahan bakunya pun sangat mudah didapat. bagaimana ? masihkah kita menyepelekan hal yang tak berguna? tidak akan lagi bukan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H