Mohon tunggu...
Bramantya Adi
Bramantya Adi Mohon Tunggu... Musisi - Mahasiswa pertanian

Belajar bertanggungjawab dalam segala hal

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

[Kreatif-Inovatif] Kotoran Sapi Penyelamat Dunia

1 Desember 2019   17:46 Diperbarui: 2 Desember 2019   00:40 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Apakah kita sadar bahwa sesuatu yang dianggap tidak berharga dapat kita manfaatkan untuk menjadi suatu ciptaan yang sangat berharga? Kotoran sapi adalah sesuatu yang dianggap remeh karena dianggap hanya sebagai sebuah limbah yang berbau busuk, tetapi kita dapat memanfaatkannya untuk menjadi sebuah energi alternatif.

Didalam kehidupan kita setiap hari pasti tidak pernah lepas dari energi. Energi berperan penting bagi kelangsungan hidup manusia. Namun banyak orang yang tidak bertanggung jawab dalam menggunakan energi.

Keserakahan manusia ini berdampak pada ketersediaan energi bumi yang terbatas ini. Energi bumi pasti akan habis seiring berjalannya waktu, maka dari itu kita harus dapat memutar otak kita untuk menemukan sumber energi alternatif lain untuk menanggulangi ketersediaan energi bumi ini.

Kita dapat memanfaatkan banyak bahan alami untuk dijadikan bahan bakar alfternatif. Kita dapat menggunakan kotoran ternak untuk dijadikan biogas pengganti gas elpiji yang biasa kita gunakan setiap harinya. Biogas dianggap lebih efisien karena terbuat dari bahan alami dan dapat mengurangi penggunaan gas alam yang sangat terbatas. Disamping itu, biogas merupakan bahan bakar yang ramah lingkungan.

Pengertian Biogas

Biogas adalah salah satu jenis gas yang mudah terbakar, terbentuk dari bahan-bahan organik yang difermentasi dengan bantuan bakteri-bakteri dalam kondisi anaerob(terhindar dari udara bebas). Proses fermentasi ini terjadi di dalam wadah/tempat khusus.

Di dalam wadah tersebut, bahan-bahan organik yang telah dicampur dengan berbagai bakteri akan mengalami pembusukan, sehingga menghasilkan gas metana yang disebut biogas. Biogas yang dihasilkan selanjutnya dialirkan ke tempat penampungan gas.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Biogas

Suhu

Bakteri metan akan bekerja pada dua rentang waktu, yaitu trentang mesofilik antara 30-35 derajat celcius dan rentang termofilik antara 50-60 derajat celcius.

Tingkat Keasaman pH

Tingkat keasaman yang diperlukan yaitu sekitar 6,8%-7,8%. Pada tahap awal fermentasi akan terbentuk asam organik yang akan menurunkan tingkat keasaman hingga mencapai 4%-5%. Kita dapat menambahkan larutan kapur mendapatkan ph yang sesuai.

Rasio Carbon Nitrogen(C/N)

Karbon (C) dan nitrogen (N) yang terkandung dalam bahan organic harus seimbang karena sangat menetukan kehidupan mikroorganisme. Perbandingan yang sesuai berkisar antara 25%-30%. Didalam penelitian oleh ilmuan, veses dan urin sapi mempunyai kandungan C dan N sebesar 18%, maka perlu ditambah dengan limbah pertanian yang memiliki kandungan C dan N sebesar 30% lebih tinggi dari veses dan urin sapi.

Persamaan berikut menunjukan cara unutk mencari rasio (C/N) pada biogas:

Rasio N = Jumlah kotoran atau limbah (kg) x N (%)

Rasio C = Jumlah kotoran atau limbah (kg) x C (%)

Jumlah total Rasio pada biogas (C/N) = N/C

Bahan Baku Isian

Kita dapat menggunakan bahan organik seperti kotoran ternak, limbah pertanian, dan sampah organik untuk dijadikan isian bahan baku.

Langkah selanjutnya kita harus mencampur seluruh bahar organik tadi menggunakan air dengan perbandingan 1:1.

Pengadukan

Setelah semua bahan organik tercampur selanjutnya kita masuk dalam proses pengadukan supaya semua dapat tercampur dengan rata atau homogen. Pengadukan ini akan meningkatkan proses pencernaan dengan cara menyebarkan bakteri, substrat, dan nutrisi serta menyetarakan suhu.

 Alat dan Bahan

  1. Digester
  2. Menara Absorber
  3. Pompa
  4. Menara Absorber
  5. Tangki Penampung
  6. Tangki Pengendap
  7. Generator
  8. Aerator
  9. Kotoran sapi
  10. Air
  11. Starter

Langkah- Langkah Membuat Biogas

1. Campurkan kotoran sapi dengan air sampai terbentuk adonan seperti lumpur dengan perbandingan 1:1 pada wadah yang sudah disediakan.

2. Alirkan lumpur kedalam digester. Pada pengisian pertama, buka kran gas yang ada diatas digester agar udara yang ada didalam digester terdesak keluar oleh lumpur yang sudah dimasukkan tadi. Pada pengisian pertama ini kita harus mengisi digerster sampai penuh agar udara yang berada didalam digester dapat keluar semua.

3. Tambahkan starter sebanyak 1 liter dan isi rumen segar dari rumah potong hewan (RPH) sebanyak 5 karung untuk kapasitas digester 3,5 - 5,0 m2. Setelah digester  penuh, tutup kran gas supaya terhindar dari udara luar dan terjadi proses fermentasi.

4. Buang gas pertama yang dihasilkan pada hari ke-1 sampai hari ke-8 karena yang terbentuk adalah gas CO2.

5. Barulah pada hari ke-14 gas yang terbentuk dapat digunakan untuk menyalakan api pada kompor gas atau kebutuhan lainnya. Mulai hari ke-14 ini kita sudah bisa menikmati hasil dari proses fermentasi tadi. Biogas ini tidak berbau. Selanjutnya, digester terus diisi lumpur kotoran sapi secara berkala sehingga dihasilkan biogas yang optimal.

Dari proses pembuatan biogas ini kita dapat mempelajari bahwa sesuatu yang dianggap tidak berharga justru dapat dimanfaatkan untuk dijadikan suatu olahan yang sangat menguntungkan. Tidak hanya menghasilkan biogas, tetapi kotoran sapi juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk untuk pertanian dan pupuk yang dihasilkan dari kotoran sapi ini dianggap sangan efisien karena ramah lingkungan dan bahan bakunya pun sangat mudah didapat. bagaimana ? masihkah kita menyepelekan hal yang tak berguna? tidak akan lagi bukan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun