Selain kecukupan nutrisi, Dr.Molly juga menyarankan agar anak diberikan stimulasi dan pola pengasuhan yang tepat.
Anak dengan alergi susu sapi rentan terhadap malnutrisi sebab asupan nutrisi yang tak maksimal diakibatkan banyaknya makanan yang dipantang dan sumber nutrisi yang penting tidak masuk.
Dr.Molly menjelaskan bahwa Alergi Susu Sapi adalah Suatu reaksi yang tidak diinginkan yang diperantarai secara imunologis terhadap protein susu sapi.
Gejalanya bisa mengenai sistem pencernaan, kulit dan saluran napas yang akan selalu tumpang tindih. Biasanya terjadi ruam merah pada kulit, sistem metabolism tubuh kurang lancar dan terjadi sesak napas. Kondisi ini selain mengganggu juga menghambat pertumbuhan anak dari segi fisik dan mental.
Bahkan berdampak pada kondisi sosial ekonomi orangtua pengidap alergi susu sapi. Mengingat penanganan penyakit ini sangat memerlukan beberapa tahapan dan proses yang tidak singkat serta memerlukan biaya yang tak sedikit.
Dr.Molly menerangkan dua solusi penanganan Alergi Susu Sapi ini yaitu dengan cara Provokasi dan Eliminasi.
Cara Provokasi adalah membiarkan anak menerima protein susu sapi pada usia di atas satu tahun dengan syarat, kondisi anak fit dan tak afda reaksi alergi berlebihan terhadap protein susu tersebut dan harus selalu dikontrol dengan baik. Â
Sedangkan dengan cara Eliminasi,dengan menghindari produk-produk susu sapi beserta produk turunannya seperti yoghurt, keju, whey dan produk olahan lainnya. Sang ibu pun harus menghentikan minum susu sapid an produk turunan serta olahan tersebut dalam periode menyusui anaknya.
Alternatif lainnya saat dalam penanganan eliminasi ini, bisa dioptimalkan pemberian ASI, Susu Formula kedelai dan olahan yang diperhatikan komposisi pada labelnya.