Mohon tunggu...
Boy Anugerah UI
Boy Anugerah UI Mohon Tunggu... Consulting Group (Political, Education and Literacy) -

Literasi Unggul Group adalah sebuah perusahaan swasta yang didirikan oleh Boy Anugerah, mantan pegawai pemerintah dan perusahaan swasta yang mengabdikan dirinya pada dunia literasi, pendidikan dan riset. Literasi Unggul Group menyediakan jasa pendidikan privat di bidang Bahasa Inggris, pengembangan literasi di daerah Jakarta dan Bekasi, riset independen di bidang politik, ekonomi, pertahanan keamanan, serta sosial budaya, serta menerima jasa pembuatan buku, jurnal, serta artikel opini dan ilmiah untuk diterbitkan. Literasi Unggul Group dipimpin langsung oleh Boy Anugerah yang membawahi beberapa periset independen di bidang politik, ekonomi, serta pendidikan dan sosial budaya. Dapat dihubungi di alamat email boy.anugerahsip@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Degradasi Kota

13 Desember 2017   10:35 Diperbarui: 13 Desember 2017   10:44 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Degradasi kota harus segera disikapi. Tidak bisa tidak. Terlebih bagi mereka yang berstatus pemangku kepentingan dan pengambil kebijakan. Perlu dilakukan rekayasa sosial agar kota kembali sehat dan menjadi ruang hidup yang sejuk bagi para penghuninya.

Watak masyarakat kota yang kadung terlanjur menjadi bengis, intoleran, antipati bukanlah sebuah kondisi yang tidak bisa dikembalikan, bahkan dibalikkan. Lagi-lagi kata rekayasa sosial menjadi kunci. Segala pendekatan harus ditempuh, baik melalui mekanisme koersif, maupun mekanisme persuasif.

Dalam konteks mekanisme koersif, pemerintah wajib menelurkan peraturan perundang-undangan yang mengatur tata hidup masyarakat kota, mulai dari lalu lintas, kebersihan, keamanan, ketertiban, hingga hal-hal terkecil.

Yang terpenting dari peraturan ini adalah kapasitas peraturan yang mampu membangun dan menumbuhkan kesadaran sosial masyarakat, bukan yang bersifat menghukum apalagi mematikan. Peraturan seyogianya juga bukan pesanan para pemodal atau pihak-pihak yang memiliki vested interest.

Dalam konteks persuasif, dibutuhkan pranata-pranata yang tangguh yang mampu menguatkan kepribadian dan watak masyarakat kota ke arah yang lebih baik. Kontribusi pranata-pranata sosial seperti lembaga-lembaga keagamaan, kepemudaan, dan kemasyarakatan, bahkan keluarga sebagai pranata terkecil sangat dibutuhkan.

Di berbagai pranata itulah internalisasi nilai-nilai ditanamkan, juga tak tertutup kemungkinan untuk direjuvenasi sesuai dengan kondisi dan tantangan. Oleh sebab itu perlu dukungan dari pemerintah agar setiap pranata sosial kemasyarakatan kembali bergigi dan menjalankan fungsi dasarnya.

Kota adalah ruang hidup. Jangan jadikan kota sebagai kuburan masal bagi etika dan sopan santun masyarakatnya. Kita semua berharap agar definisi kota tidak lagi konotatif seiring dengan meningkatknya kesadaran dari segenap penduduknya, juga komitmen dari pemerintah sebagai pengambil kebijakan. Semoga.

*) Penulis Alumnus Magister Ketahanan Nasional Universitas Indonesia

http://www.jurnalasia.com/opini/degradasi-kota-2/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun