Dalam kampanye di Kalimantan Barat bapak menyindir pak Prabowo, "Masa debat setiap hari isinya bocor terus, memangnya pompa air," [16]
Maaf, saya kira memang inilah masalah terbesar yang sedang dihadapi bangsa kita. Kebocoran sumber kekayaan alam kita ke luar negeri, melalui freeport, newmont, penjualan gas murah, penjualan minyak mentah dll. Jadi sangat wajar kalau calon presiden berbicara tentang kebocoran ini dan memaparkan visi dan misi untuk menutupnya. Bukan malah meremehkan masalah kebocoran ini dan menyamakannya dengan pompa air.
Yth pak Jokowi
Ketika membahas lengan kanan bapak yang luka-luka kecil akibat banyaknya warga yang bersalaman, bapak menyindir keberanian pak Prabowo, "Coba yang di sana berani nggak menyalami sampai berdarah-darah seperti ini? Paling keluar panggung wo wo wo wo wo...sudah," [17]
Maaf, apakah ini penting? Penting mana dengan perang membela negara? Penting mana dengan menciptakan lapangan kerja? Penting mana dengan menutup kebocoran kekayaan alam? Penting mana dengan melindungi pulau Natuna di Laut China Selatan? Penting mana dengan menjaga aset negara dari dijual oleh partai penguasa?
Yth pak Jokowi
Di Pondok Pesantren Babussalam bapak menjanjikan "Satu Muharram menjadi Hari Santri Nasional saya sanggupi. Itu wajib diperjuangkan," [18]
Terima kasih atas janji bapak, sebagai muslim saya senang kalau santri dihargai. Tapi bagaimana realisasinya kelak? Apakah memang ini bagian dari agenda kerja yang sudah bapak rancang dengan baik? Ataukah janji ini terlontar secara spontan tanpa dipikirkan terlebih dulu? Lalu bagaimana kalau ada elemen masyarakat lain yang meminta hari yang lain lagi? Apakah bapak akan berjanji lagi?
Yth pak Jokowi
Mengenai perbedaan bapak dengan pak Prabowo, bapak bilang "Siapa coba yang berani ngomong mendukung Palestina?" [19]
Terima kasih atas dukungan bapak kepada Palestina, sebagai muslim saya suka mendengar janji itu. Tetapi tahukah bapak, jauh sebelum ini Prabowo sudah menyumbang 500 juta rupiah ke palestina, dan juga sudah lebih dulu sepakat untuk memerdekakan palestina di dalam kontrak politiknya. [20]