Siapa yang tak tahu Bowo Alpenliebe?
Semenjak popularitas aplikasi Tik Tok kian melejit, di baliknya terdapat pula beberapa nama penggunanya yang turut melejit. Salah satunya Bowo, atau yang akrab dikenal dengan sebutan Bowo Alpenliebe.
Bowo, bocah berusia 13 tahun ini mulai dikenal banyak orang melalui video musik pendek yang ia unggah di akun Tik Tok pribadi miliknya. Video-video yang dianggap lucu, menggemaskan, dan menarik itulah yang menjadi faktor utama kenapa banyak orang yang menyukai dan mencari video Tik Tok Bowo.
Namun popularitas Bowo rupanya tidak hanya sampai di situ. Belum lama ini namanya menjadi semakin dikenal dan diperbincangkan, tidak hanya di kalangan pengguna Tik Tok, melainkan juga di kalangan masyarakat awam. Hal ini lantaran beberapa waktu lalu, tersiar kabar bahwa Bowo mengadakan Meet & Greet dengan para penggemarnya.
Mendengar berita itu, sebenarnya saya sedikit heran. Seorang 'muser' mengadakan Meet & Greet? Jujur, itu adalah hal yang cukup asing bagi saya. Karena yang selama ini saya, dan mungkin juga kalian ketahui, Meet & Greet kerap diadakan oleh artis/selebriti/seniman hebat lainnya.
Baiklah, mungkin sekarang kita juga mengenal istilah lain seperti selebgram, youtubers, selebtwit, dan lain-lain. Tidak sedikit dari mereka yang juga mengadakan Meet & Greet. Itu adalah hal biasa. Namun kali ini, muser, artis Tik Tok, ngadain Meet & Greet? It sounds strange.
Saya tidak tahu jika artis Tik Tok sudah mendapat tempat yang cukup melekat di hati para penggemarnya sehingga berinisiatif untuk mengadakan jumpa fans. Namun, keheranan saya semakin bertambah besar saat mengetahui jika jumpa fans yang diadakan Bowo ini ditarif sebesar 80 ribu. Seketika saya berpikir, 'emangnya lo siapa sampai bikin Meet & Greet segitunya? Artis aja nggak sampai kayak gitu?!'
Namun dari situ, saya coba mencari tahu tentang fakta yang mungkin tersembunyi di balik jumpa fans 80k ala Bowo ini. Dan ternyata, bukan Bowo yang mengadakan jumpa fans 80k itu, melainkan penggemarnya. Mereka mengundang Bowo hadir di acara yang mereka adakan tersebut dengan memasang tarif sebesar 80k untuk tiap orangnya. Konon kabarnya, ada juga yang senilai 100k. Tarif itulah yang menentukan advantages apa saja yang akan mereka peroleh nanti.
Dari situ, segala pro kontra tentang Meet & Greet Bowo mulai bermunculan dan diam-diam melambungkan nama bocah berusia 13 tahun itu menjadi semakin dikenal. Banyak yang tidak suka, namun tidak sedikit pula yang membela. Kontroversi Bowo Alpenliebe ini rupanya tidak berhenti di media sosial, namun juga sampai ke pemberitaan stasiun televisi. Bahkan beberapa waktu lalu, Bowo diketahui hadir di sebuah acara talkshow stasiun televisi nasional.
Dalam sebuah acara talkshow yang dipandu oleh Ruben Onsu dan Ivan Gunawan tersebut, Bowo hadir dengan didampingi ibunya. Dari acara tersebut, sebuah fakta miris terungkap. Ibunda Bowo, mengakui bahwa di samping ia merasa senang karena anaknya memiliki banyak penggemar, beliau juga merasa tak kalah sedih saat mengetahui bahwa tak sedikit pula orang yang membenci anaknya.
Beragam cacian, hinaan, dan kalimat tak menyenangkan yang dilayangkan kepada Bowo melalui sosial media menjadi salah satu alasan dibalik kesedihan mendalam Ibunda Bowo. Lantas, dengan segala pro kontra mengenai Bowo ini, hal apa yang sepatutnya kita lakukan?
Membully hanya akan menambah rumit masalah, dan membela tidak sepenuhnya efektif untuk menyelesaikan masalah. Coba kita lihat kasus Bowo ini dengan mengurai satu persatu fakta menarik yang ada, dan di akhir tulisan, mari kita jawab pertanyaan ini: 'Bowo Alpenliebe, Lebih Baik Dibully atau Dibela?'
Meet & Greet Bayar 80k, Siapa yang Terima Uangnya?
Salah satu hal yang masih menjadi pertanyaan adalah, siapa yang menerima uang hasil jumpa fans Bowo? Dilansir dari Official YouTube Channel TRANS TV, tepatnya di acara talkshow Pagi-Pagi Pasti Happy, Bowo menyebutkan bahwa keuntungan finansial yang diperoleh dari hasil jumpa fans sepenuhnya dibawa oleh si penyelenggara---dikabarkan penyelenggara di sini adalah penggemar Bowo.
Namun, ungkapan lain yang sangat berbanding terbalik justru kita temui di salah satu video unggahan YouTubers Arief Muhammad, yang mana saat itu dirinya melakukan wawancara eksklusif dengan Bowo. Dan kita bisa mendengar dengan jelas bahwa uang hasil dari jumpa fans tersebut dibagi rata. Dalam artian, baik dari pihak penyelenggara mau pun pihak Bowo sama-sama mendapat uang tersebut.
Lalu, manakah yang benar? Di sinilah, pro kontra tentang Meet & Greet Bowo semakin menjadi-jadi. Seketika, karena memberikan keterangan yang tidak jelas tersebut, Bowo seolah menjadi incaran utama warganet dalam melampiaskan kekesalan mereka.
Terlepas dari mana yang benar dan mana yang salah, ada satu hal yang perlu kita garisbawahi. Berpikir lebih matang untuk menentukan sebuah keputusan. Terkadang, memang kebohongan publik itu diperlukan, semata untuk mencari perlindungan diri. Namun dalam kasus Bowo ini, sepertinya skenario itu belum dipersiapkan dengan cukup baik.
Bowo, yang berusia di bawah umur, mungkin memang masih polos dan masih 'digerakkan' oleh orang di atas usianya. Itu wajar, Bowo tak mungkin menghadapi semua sendiri. Dia butuh penjagaan, perlindungan, dan arahan. Dan mungkin, itulah mengapa Bowo kerap didampingi ibunya saat tampil di beberapa acara TV. Agar semuanya 'terarah'.
Sikap Fans yang Berlebihan dengan Menuhankan Bowo
Alasan lain yang membuat Bowo tidak berhenti menerima bully-an adalah saat muncul beberapa screen capture dari sosial media---yang diketahui ditulis oleh fans Bowo---yang menyebutkan bahwa Bowo adalah Tuhan mereka.
Sebuah tindakan yang tidak bisa ditolerir oleh akal sehat manusia. Ini adalah salah satu bentuk kebrutalan dari fans Bowo, bukan Bowonya. Namun sayangnya, justru Bowo yang kena bully, lagi dan lagi. Mau bagaimana lagi, Bowo menjadi objek utama di sini. Dan melihat itu, orang akan langsung refleks membidik sasaran mereka tepat ke arah Bowo. Sungguh miris.
Mengutip dari video yang diunggah oleh Deddy Corbuzier di channel YouTube pribadi miliknya, hal seperti ini terjadi karena satu, mereka tidak mencintai diri mereka sendiri. Bisa dibilang, mereka tidak bisa melihat kelebihan yang ada dalam dirinya dan selalu menganggap dirinya tidak lebih bagus dari orang lain. Maka dari itulah mereka melampiaskan itu dengan memuji, mencintai, bahkan mengagungkan orang lain, yang sebenarnya tanpa ia sadari, itu sangat membuat diri mereka terlihat tidak berarti sama sekali. In short, useless.
Cerita Ibunda di Balik Viralnya Bowo
Di balik segala hiruk pikuk mengenai Bowo, tersimpan sedikit cerita memilukan yang mungkin akan membuat banyak warganet di luar sana iba. Melihat anaknya dibully, tentu orang tua tidak akan tinggal diam. Segala macam cara pun dilakukan agar anak mereka terlindungi dan merasa aman.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Ibunda Bowo. Dilansir dari Pagi-Pagi Pasti Happy TRANS TV, viralnya Bowo baik di sosial media mau pun di TV membawa dua dampak yang sangat bertolakbelakang untuk sang Ibunda. Di satu sisi, ia merasa senang karena anaknya memiliki banyak penggemar. Namun di sisi lain, ia juga merasa sangat sedih karena banyak pula orang yang membenci anaknya, bahkan sampai melayangkan ancaman-ancaman yang mengkhawatirkan.
Dari situlah, Ernawati---Ibunda Bowo---merasa bahwa dirinya harus melakukan tindakan untuk melindungi putranya tersebut. Dengan menangis, beliau menceritakan bahwa rela berhenti bekerja demi menjaga Bowo. Kemana pun Bowo pergi ia akan selalu ada di sampingnya karena tidak ingin satu pun hal buruk terjadi pada anaknya. Yang lebih miris lagi, saat beliau mengetahui seberapa kasarnya komentar warganet terhadap putranya itu, sampai-sampai ia tidak bisa membayangkan jika hal-hal buruk itu benar akan terjadi kepada Bowo.
Di sinilah, saya dan mungkin juga kalian semua benar-benar merasa bahwa, membully bukanlah tindakan yang tepat. Dan memang seperti itu kenyataannya. Kita pantas-pantas saja untuk membenci seseorang, itu merupakan hak kita. Tapi saat kita memutuskan untuk melampiaskan kebencian tersebut dengan mengucap kata kasar, kotor, bahkan mengancam, itu baru tidak pantas.
Belajar dari kasus Bowo, di saat kita membully seseorang, tidak hanya hati orang itu saja yang merasa tersakiti. Tapi juga keluarganya, saudaranya, dan orang-orang terdekatnya. Belum lagi Bowo masih di bawah umur. Sangat susah bagi dia untuk mengerti dan memahami apa yang sebaiknya ia lakukan. Terlebih untuk menjaga dan mengontrol emosi. Bisa-bisa kita membunuh satu orang yang tak bersalah karena sikap kita yang sudah kelewatan dan tidak tahu batas.
So guys, stop bullying, please. Is there some advantages that you can get from your bullying action? No one. Believe it or not, you just make problem's getting bigger and bigger. Be smart people in action by thinking that your life will be safe, if you save other people's life as well.
Jika tindakan membully tidak bisa dibenarkan, apakah kita sebaiknya membela? That's literally your own decision, guys. In this case, kita memang perlu melakukan sebuah pembelaan atas nasib orang-orang yang tak bersalah yang justru menjadi korban. Untuk membangunkan sense of tolerance, itu yang yang terpenting.
Jangan menganggap remeh karena kita berkicau di media sosial, berlindung di balik foto dan profil singkat yang bisa menipu, kita bisa menulis apa pun dan merasa aman setelahnya. Justru disitulah kita semua harus waspada, karena itu sama saja menyatakan bahwa kita telah siap dengan segala konsukensi buruk, bahkan terburuk, dari perbuatan kita.
Do you want to be bullied by everyone? Do you want to make your life feel upset? Do you want to life in sadness all the time? Or, do you want to have a big regret in your life?
If the answer is NO, so let's make an improve!
Meski tindakan membela bisa dibenarkan, namun bukan berarti kita harus benar-benar masuk ke dalam lingkup permasalahan itu. Bukan bermaksud apa-apa, namun ini juga demi kebaikan diri kita sendiri. Saat kita membela orang lain, lakukanlah pembelaan itu sebagaimana yang dibutuhkan. Jangan terlalu mengorbankan diri di dalamnya. Just remember that, your life is the first one, then other people life is the next one. You and people around you must be able to save your life each other.
Because life is not only yours, but ours.
Semoga kisah Bowo ini bisa mengajarkan kita tentang betapa pentingnya menjaga kehidupan dengan sikap toleransi satu sama lain, bukannya malah menghujat. Seperti salah satu gerakan di video Tik Tok buatan Bowo, goyang dua jari; melambangkan perdamaian (kriiik kriiik)
Hidup sekali jangan membenci, namun cobalah saling mencintai.
Terima kasih, semoga tulisan ini bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H