Mohon tunggu...
Yosep Suradal
Yosep Suradal Mohon Tunggu... Arsitek - Arsitektur dan Filosofi Alphabet (Pemegang/Inventor Rekor MURI Pembatas Buku LETSREAD)

Arsitektur dan Filosofi Alphabet

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

ChatGPT: Boonaz "BENCI" & Puisi Dalamnya Penguburan Benci

27 Juni 2023   23:25 Diperbarui: 28 Juni 2023   22:17 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hak Cipta Ilustrasi Boonaz BENCI : Yosep Suradal


Bapak Boonaz B, yang sering kali dijuluki sebagai pria pemarah, tersentuh oleh puisi yang ia temukan secara kebetulan. Ia memutuskan untuk mempraktikkan penguburan benci yang disebutkan dalam puisi tersebut, untuk menjaga harmoni keluarganya. Ia meminta seluruh anggota keluarga berkumpul di halaman rumah.


"Mari kita uburkan benci kita," kata Bapak Boonaz B dengan serius.
"Bagaimana caranya, Papa?" tanya Boonaz N dengan rasa ingin tahu.


"Kita harus menguburkannya dalam-dalam, supaya tidak bisa bangkit lagi," jawab Bapak Boonaz B sambil menggali lubang di halaman.


Mereka mulai melemparkan benda-benda ke dalam lubang itu, mewakili benci yang ingin mereka kuburkan. Boonaz C melemparkan mainan robot kesayangannya, Boonaz I menyumbangkan buku catatannya yang pernah dia benci, sementara Boonaz E menguburkan surat-surat penagihan yang selalu membuatnya benci.


"Seberapa dalamnya penguburan benci ini, Papa?" tanya Boonaz I sambil memandangi lubang yang semakin dalam.


Bapak Boonaz B tersenyum. "Sedalam timbunan cinta kita, Nak."


Mereka semua tertawa riang. Namun, sesaat kemudian, mereka mendengar suara aneh dari dalam lubang. Mereka saling berpandangan dengan rasa penasaran.


"Apa yang terjadi di sana?" tanya Boonaz C sambil melihat ke dalam lubang.


Tanpa disangka, tiba-tiba seekor kelinci melompat keluar dari dalam lubang. Kelinci itu terjatuh tepat di depan mereka, membuat semua orang kaget.


"Kelinci itu keluar dari lubang yang kita kuburkan!" seru Boonaz N dengan heran.


"Mungkin bencinya terlalu kuat sehingga berubah menjadi kelinci!" celetuk Boonaz I.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun