Tidak semua properti dipamerkan di dalam kotak kaca yang besar. Beberapa dari properti, seperti kain tenun, diperkenalkan oleh museum Indonesia secara terbuka bersama gedogan atau alat pembuat kain tenun yang ikut mendampingi kain yang menunjukan visualisasi bagaimana proses pembuatan kain tenun dilakukan.
Papan informasi terkait properti disuguhkan dengan gaya tipografi minimalis dengan bahasa narasi yang mudah dimengerti juga tambahan visual seperti topeng tiga dimensi atau 3D yang menonjol di papan informasi yang dapat melakukan interaksi fisik dengan pengunjung.Â
Papan informasi terlihat lebih anggun dengan adanya lampu sorot kecil yang sengaja membuat pengunjung setidaknya mengalihkan perhatian mereka untuk sekedar melihat dan membaca informasi yang telah disuguhkan.Â
Di luar informasi visual yang disalurkan melalui tulisan di banner atau papan informasi, museum Indonesia juga menawarkan video informatif dengan narasi audio yang menjelaskan tentang budaya Indonesia pada televisi on demand yang terdapat di setiap lantai dan sudut museum.
Setelah pengunjung merasa puas mengunjungi museum Indonesia, mereka akan disambut dengan jalan keluar yang sangat amat lekat dengan nuansa daerah Bali. berbagai bangunan candi Bali seperti Candi Bentar, sampai patung khas Bali yang berdiri dengan pose tarian tradisional Bali yaitu tari kecak di pinggir lingkungan anjungan Bali. Hal ini yang menambah kesan realistis untuk pengunjung akan representasi daerah Bali yang ditunjukan oleh anjungan Bali TMII.
Secara keseluruhan Taman Mini Indonesia Indah merupakan taman budaya dan rekreasi yang wajib dan pas untuk dikunjungi bagi siapa saja yang ingin mengenal lebih dekat tentang budaya Indonesia. Dengan beragam anjungan daerah, museum, dan wahana hiburan lainnya, TMII menawarkan pengalaman mengenal budaya Indonesia dengan lebih menyenangkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H