Selain itu guiding block untuk para tunanetra terlihat tidak memadai karena kurang jelasnya arah dan rusaknya beberapa jalur pejalan kaki menjadi salah satu dari beberapa kekurangan public signage dalam TMII.
Selain kurangnya konteks akan public signage, masih ada beberapa spot anjungan yang terlihat masih kuno dan kurang menarik untuk mencuri perhatian pengunjung. Dengan ini diharapkan agar TMII bisa lebih melihat detail-detail kecil pada setiap sudut di wilayah TMII.
Beberapa anjungan dengan ukuran yang kecil dan hampir terkesan tersembunyi membuat pengunjung kerap melewati anjungan karena kurangnya informasi terkait anjungan yang dipamerkan. Karena beberapa anjungan seperti, Daerah Istimewa Yogyakarta terlihat seperti bangunan biasa yang tersembunyi yang membuat pengunjung berpikir bahwa bangunan tersebut bukanlah salah satu miniatur anjungan TMII.
Untungnya, dengan tersedianya shuttle bus dengan rute perjalanan yang mengelilingi tiap anjungan, setidaknya permasalahan tersebut dapat diatasi dengan anjungan DIY yang dilewati oleh pengunjung menggunakan shuttle bus sehingga pengunjung menyadari bahwa masih terdapat beberapa anjungan yang terkesan tersembunyi atau tidak terlihat.
Di luar itu, TMII ternyata tidak hanya menawarkan pengunjung dengan anjungan atau bangunan tradisional di setiap cluternya. TMII juga memiliki bangunan besar dan modern yang disebut sebagai gedung Contemporary Art Gallery yang disediakan TMII untuk pengunjung dapat membeli merchandise TMII dan barang-barang buatan tangan atau handmade yang dijual oleh TMII.
Barang yang dijual seperti makanan atau cemilan ringan tradisional, hasil karya pahatan, tas berbentuk binatang seperti gajah, dompet dengan balutan motif batik dan kain khas Indonesia, hiasan rambut seperti jepitan bunga Bali, sampai buku kertas lipat untuk kanak-kanak. Selain menjual merchandise khas Indonesia, Contemporary Art Gallery juga menyediakan beberapa tenant makanan dan kopi untuk dinikmati pengunjung saat beristirahat.
Tidak hanya anjungan yang mewakili setiap daerah atau provinsi, TMII juga ternyata menyediakan museum dengan gaya modern di dalam bangunan anjungan tradisional Bali yang disebut sebagai “Museum Indonesia” Siapa sangka jika terdapat ruangan berisi pameran dengan berbagai macam peninggalan budaya Indonesia dimulai dari baju adat Indonesia, kain-kain khas Indonesia, kendaraaan pada jaman dahulu seperti perahu, bangku dan meja dengan sentuhan vintage atau klasik ala Indonesia, sampai communal space untuk pengunjung menyalurkan kreatifitas mereka melalui lukisan di dalam miniatur anjungan Bali?
Di dalam museum tersebut, pengunjung akan dimanjakan dengan visual museum yang sudah dibilang modern dan minimalis dengan beberapa fasilitas yang memanjakan fisik pengunjung seperti pendingin ruangan, lift menuju lantai satu sampai dengan lantai tiga, juga terdapat mesin pengangkut kursi roda untuk pengunjung disabilitas, ditambah juga fasilitas toilet yang bersih dan juga nyaman untuk pengunjung.
Selain kenyamanan fisik yang akan didapat, indera penglihatan pengunjung juga akan ikut dijamu oleh tata letak pameran yang tersusun rapi dengan kaca kotak yang melindungi properti museum.
Di luar itu, museum Indonesia juga memberikan informasi yang informatif terkait setiap properti yang dipamerkan dengan desain visual petunjuk yang dapat memancing perhatian pengunjung.