Mohon tunggu...
Bona Ventura Ventura
Bona Ventura Ventura Mohon Tunggu... Guru - Kontributor buku antologi: Presiden Jokowi: Harapan Baru Indonesia, Elex Media, 2014 - 3 Tahun Pencapaian Jokowi, Bening Pustaka, 2017 | Mengampu mapel Bahasa Indonesia, Menulis Kreatif, dan media digital

#Dear TwitterBook, #LoveJourneyBook @leutikaprio

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Anak Kantoran - Menemukan Makna dan Kebahagiaan dalam Rutinitas

31 Januari 2025   22:21 Diperbarui: 31 Januari 2025   22:21 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis: Samuel Ray

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Cet: 2, Desember 2023

Kategori: Pengembangan Diri

ISBN: 978-602-06-7342-4

Dimensi: 13,5 x 20 cm l Softcover 

Tebal: 280 hlm l Bookpaper

Harga: 120.000 (Harga P. Jawa)

Bekerja dan menghasilkan uang idaman bagi setiap orang. Aktualisasi diri dapat termanifestasi dengan baik saat manusia bekerja sesuai renjana. Lalu, bagaimana andai manusia bekerja, namun hanya sekadar untuk memenuhi kebutuhan hidup?

Bekerja di kantor dengan rutinitas monoton, termasuk yang menjadi pilihan sebagian besar orang untuk memenuhi tuntutan kehidupan. Rutinitas yang berulang nyaris tanpa jeda akan menenggelamkan manusia dalam lembah kebosanan. Kreativitas pun menjadi mati, bahkan ia dapat menjelma seolah-olah jadi zombie. Hilang kesadaran. Hanya terus mengulang produktivitas tanpa sentuhan rasa.

Memaknai Kerja di Kantor

Dalam buku yang berjudul Anak Kantoran, Samuel Ray menawarkan sudut pandang yang berbeda. Dengan bahasa yang mengalir dan renyah dicerna, pembaca seolah-olah sedang mengobrol dari hati ke hati dengan sang penulis.

Ia tak tergoda memberikan dogma tentang dunia kerja, bahkan tak menganggap dirinya sebagai guru yang lebih tahu. Kebetulan saja ia sudah lebih dahulu berkecimpung dalam dunia kerja lebih dahulu.

Pembawaannya dalam membedah tema demi tema dalam buku bagai teman yang sedang memberikan sudut pandang, pengetahuan, dan kisah-kisah hidup yang kiranya dapat digunakan kelak oleh para pembaca.

Diharapkan mereka dapat berpikir untuk menemukan perspektif berbeda untuk dapat mandiri dan berhenti menyusahkan orang lain. Jalur sederhana yang Samuel tawarkan, yakni menjadi anak kantoran.

Tak semua orang terpanggil menjadi pebisnis. Menjadi anak kantoran pun dapat menuai kesuksesan hidup. Samuel menyadarkan para pembaca bahwa anak kantoran dapat menjadi insan kreatif, produktif, dan bahagia menjalani hidup mulia sebagai seorang pekerja kantoran.

Berdinamika sebagai Anak Kantoran

Buku Anak Kantoran membahas berbagai dinamika kehidupan pekerja kantoran. Mulai dari bagaimana menghadapi tekanan kerja, membangun mentalitas yang tangguh, hingga menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Setiap mengupas bab demi bab sang penulis mengedepankan pendekatan praktis dan penuh empati. Dengan demikian pembaca merasa terhubung dengan pengalaman dan solusi yang ditawarkan. Apa yang disampaikan dalam buku sama sekali tak berjarak dari realitas dunia kerja.

Salah satu poin menarik dalam buku ini adalah bagaimana penulis menyoroti pentingnya pola pikir dalam menghadapi dunia kerja. Mengutip Cal Newport, profesor dari Amerika lulusan MIT, Samuel mengingatkan pentingnya menggunakan craftsman mindset/ sudut pandang seorang pengrajin.

Sudut pandang tersebut menyadarkan bahwa anak kantoran untuk berfokus pada keahliannya. Ia kelak mendapatkan kepuasan hidup dari keahliannya yang meningkat. Melalui sudut pandang seorang pengrajin, anak kantoran akan tetap maksimal bekerja keras. Ia tak terhanyut dengan situasi yang mungkin jauh dari ideal di kantornya.

Bonus dari menggunakan sudut pandang seorang pengrajin, anak kantoran akan semakin ahli pada bidangnya. Nilai dirinya semakin meningkat sehingga pada akhirnya ia dapat tawaran lebih baik dari pekerjaan sebelumnya.

Pentingnya memiliki keterampilan berkomunikasi dan berkolaborasi di lingkungan kantor pun dikupas dalam buku.  Dalam dunia kerja modern kemampuan untuk bekerja sama dengan tim, memahami dinamika organisasi, serta menjalin hubungan yang baik dengan atasan, dan rekan kerja menjadi faktor kunci keberhasilan.

Samuel memberikan berbagai contoh konkret serta tips yang dapat langsung diterapkan oleh para pekerja kantoran agar dapat meningkatkan kualitas hubungan profesional mereka. Tak hanya membahas aspek profesional, buku ini juga mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan hidup.

Sang penulis buku menekankan bahwa bekerja keras memang penting, tetapi bukan berarti mengabaikan kesehatan fisik dan mental. Anak kantoran bisa tetap produktif tanpa harus merasa tertekan. Saran yang realistis dan aplikatif tentang cara mengatur waktu, menghindari kelelahan kerja (burnout) serta mengelola ekspektasi di lingkungan kerja diungkap Samuel Ray dengan gaya yang santai dan membumi. Mengajak pembaca untuk menyadari bahwa keberhasilan di tempat kerja harus selaras dengan kesejahteraan diri. Jangan lupa bahagia!

Memento Mori ("Ingatlah, kamu akan mati!")

Setinggi burung terbang ia akan kembali ke sarangnya. Buku Anak Kantoran karya Samuel Ray tak lupa mengingatkan bahwa manusia kelak akan menutup mata selama-lamanya. Tak apa memiliki ambisi saat bekerja, namun ingatlah ambisi itu adalah ambisi dari diri sendiri bukan ambisi dari orang lain.

Bagi yang sudah mengikuti Samuel Ray di medsos dan youtube pasti sudah tak asing dengan isi dalam buku sebab sebagian besar sudah diunggah dalam medsos dan kanal youtube-nya. Sukses sebagai anak kantoran dan sukses dalam kehidupan hal yang ditekankan dalam buku.

Buku ini tidak hanya memberikan wawasan tentang bagaimana menghadapi tantangan sebagai anak kantoran, tetapi juga mengajak pembaca untuk menemukan makna dalam setiap aktivitas kehidupan yang dijalani. Gaya penyampaian ringan mengalir dan tidak menggurui membuat buku ini sangat nyaman dibaca, baik bagi mereka yang baru akan memulai karier maupun yang sudah lama berkecimpung sebagai anak kantoran.

Dengan membaca buku ini puan tuan pembaca diajak untuk mengubah cara pandang terhadap pekerjaan. Jadikan pekerjaan sebagai bagian dari perjalanan hidup penuh makna, bukan sekadar rutinitas yang membebani.

Samuel Ray hendak menyampaikan pesan bahwa menjadi anak kantoran bukanlah sesuatu yang membosankan atau mengekang kreativitas, melainkan sebuah kesempatan untuk terus bertumbuh, berkontribusi, dan menjalani hidup dengan lebih bermakna. Di penghujung buku ia menulis:

"Aku hanya ingin menghidupi hari demi sehari dengan caraku sendiri, waktuku sendiri, sebaik-baiknya. Ingin bebas finansial, bisa makan enak, tidur nyenyak, dan bisa hidup tanpa nyusahin orang lain!"

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun