Kaum muda mulai dari jenjang SMA hingga kuliah yang memiliki ketertarikan dalam desain board game menjadi target untuk diedukasi dan dilatih oleh CREATONME. Dalam pelatihan mereka diedukasi bagaimana bermain board game. Hasil akhir dari pelatihan tersebut mereka mulai dapat merancang board game kreasi sendiri.
Alur berkegiatan di CREATONME bermulai dari perekrutan sukarelawan. Dari sukarelawan yang terpilih akan dibekali dengan modul pelatihan. Selama delapan hari mereka mendapat pembekalan dan workshop game-based learning. Â Dalam sesi mentoring mereka dilatih untuk mengembangkan ide-ide untuk kelak dieksekusi menjadi prototype board game. Mentoring didampingi oleh mentor dari Indonesia dan sukarelawan dari negara ASEAN. Sebagai penutup kegiatan peserta mentoring yang terbagi dalam beberapa kelompok akan mempresentasikan bakal produk board game dalam sebuah webinar. Webinar pada 15 Januari 2022 juga memberikan kesempatan peserta mentoring mempresentasikan bakal produk board game kepada audiens.
Kelak usai presentasi peserta mentoring mendapat masukan berharga, sebelum mereka membuat game-based learning atau board game. Melalui presentasi ide prototype board game atau game-based learning diharapkan mereka mendapat dana donor dari mitra.
Pembicara webinar dilanjutkan oleh Syaifullah, P.hd, Direktur Aplikasi, Permainan, Tv dan Radio, Kemenparekraf RI tentang "Government Role in Supporting Creative Economy for Youth"
Sektor ekonomi kreatif mampu menyerap tenaga kerja dengan ratarata sebesar 5,4 juta pekerja. Produktivitas tenaga kerja dalam sektor ekonomi kreatif mencapai 19,5 juta per pekerja tiap tahun. Rekaman data tersebut menunjukkan potensi ekonomi yang luar biasa. Sektor ekonomi kreatif menjanjikan pendapatan yang lebih besar, apabila para konten kreator mampu memaksimalkan potensi kemajemukan bangsa Indonesia.
Ada potensi. Ada pula tantangan bagi kreator game di Indonesia. Hal utama adalah belum terbentuknya ekosistem ideal untuk pengembangan industri game nasional. Indonesia masih menjadi ladang pemasaran game-game dari mancanegara sehingga terjadi stagnasi penguasaan game-game lokal di pasar dalam negeri.
Keanekaragaman Indonesia yang terdiri dari beragam suku bangsa, pulau, budaya, adat, kesenian dan bahasa merupakan modal yang tidak kunjung habis untuk digali dan dikembangkan agar memiliki nilai ekonomi. Potensi keanekaragaman ekonomi kreatif di Indonesia memiliki kekuatan yang berbasis pada lokalitas. Berlimpahnya ide untuk membuat game lokal terhenti saat ide memasuki tahap eksekusi. Hambatan yang dihadapi oleh kreator game lokal seringkali berkutat pada permasalahan kurangnya dana, kurangnya SDM, dan penguasaan masalah teknis. Berakibat 66 persen kreator game lokal mengalami kegagalan produksi.