Tiada yang lebih menghibur mata, kala menyaksikan si kulit bundar berpindah dari satu kaki ke kaki lain bagai alur deras sungai yang tak kunjung henti. Mereka ibarat sedang latihan saja, bukan merasa sedang berkompetisi. Mengolah bola seolah sudah mengalir dalam nadi.
      Alam melahirkan mereka. Sebelum mengenal teknik bermain sepakbola secara formal dalam klub, mereka bermain dengan riang antar teman sebaya di kampung. Alam Papua menempa mereka memiliki fisik yang kuat serta kemampuan berlari cepat laksana seekor kijang.
Tak hanya itu, para pemain sepakbola asal tanah Cendrawasih terampil menggocek bola. Keahlian menggocek bola melekat pada sederet pemain berikut: Rully Nere, Jack Komboy, Korinus Fingkreuw, Ronny Wabia, Mettu Duaramuri, Titus Bonai, Ricardo Salampessy, Victor Pae, dan Boaz Solossa,
Menyaksikan Persipura berlaga atau menyaksikan pemain sepakbola Papua di klub lain sungguh memanjakan mata. Mereka memainkan si kulit bundar bukan semata-mata mengejar hasil akhir, melainkan mereka bermain sepakbola dengan indah. Mereka pandai berimprovisasi dalam laga. Perihal ini pelatih Persipura pada tahun 2005, Rahmad Darmawan sering kali memuji pemain Mutiara Hitam. "Improvisasi mereka lebih bagus dibandingkan pemain-pemain dari daerah lain."
Mentari dari Timur
      Selain pesepakbola, tanah Papua berlimpah memasok atlet untuk Indonesia. Dari cabang angkat besi terlahir legenda dalam diri, Lisa Rumbewas.  Ia lahir di Jayapura, Papua, pada 10 September 1980. Beragam medali sudah diraih dalam berbagai ajang. Dari tiga kali keikutsertaan dalam ajang olimpiade ia total mengumpulkan dua keping medali perak.
      Beranjak ke cabang atletik. Sejarah tercipta pada ajang Sea Games di Palembang tahun 2011. Dengan torehan waktu 11, 69 detik, Serafi Anelies Unani (sprinter berdarah Papua) menggondol medali emas. Medali emas dari nomor 100 meter yang diraihnya sudah dinanti-nanti Indonesia selama 12 tahun. Torehan waktu tersebut membuatnya dijuluki sebagai perempuan tercepat di Asia Tenggara.
      Masih di ajang yang sama terjadi kejutan dari Franklin Ramses Burumi. Atlet berasal dari Papua tersebut sebenarnya tidak diunggulkan. Ia membalikkan prediksi banyak pengamat. Totalitasnya dalam Sea Games di Palembang tahun 2011 dibuktikan dengan raihan  tiga keping medali emas dari nomor 100 meter, 200 meter, dan 4x100 meter estafet putra.
      Membicarakan olahraga otomatis akan membicarakan para atlet yang berasal dari Papua. Alam Papua melahirkan banyak atlet yang mengharumkan nama Indonesia. Contoh yang sudah dipaparkan membuktikan bahwa atlet Papua kuat bersaing dalam cabang olahraga yang mengandalkan fisik kuat, lari cepat, dan improvisasi.