Pendidikan terdisrupsi oleh pandemi. Tiba-tiba semua insan pendidikan perlu mengubah diri. Lekas cepat beradaptasi dengan metode dan aplikasi teknologi yang sesuai dengan situasi kedaruratan pandemi. Teknologi digital mampu menjadi solusi agar pemelajaran dapat terus berlangsung.
Pedagogi siber yang bertumpu pada teknologi digital mengubah lanskap pendidikan. Guru dituntut lebih kreatif dalam mendesain pemelajaran. Prof. Eko mengingatkan bahwa dalam semua hal, mulai dari cara mengajar, membuat soal, dan hal lainnya harus diubah menjadi lebih inovatif.
Lebih lanjut beliau memberikan contoh. Dalam menyusun soal guru jangan lagi membuat soal yang mudah dicari jawabannya di internet. Sebaliknya, guru perlu membuat soal yang dapat mengarahkan peserta didik untuk berproses.
Berproses dalam arti bahwa peserta didik memerlukan beberapa tahapan hingga akhirnya mampu menjawab suatu pertanyaan. Â Proses tersebut meliputi memahami alur pertanyaan, mengumpulkan beragam data melalui membaca, menarik kesimpulan terhadap kecocokan data, dan mendengarkan pendapat orang lain.
Soal yang menuntut jawaban pada ranah C1 sudah layak tidak dibuat lagi. Sebaiknya kondisikan dan arahkan peserta didik untuk dapat lebih kritis dan mengalami proses. Prof. Eko menegaskan bahwa benar atau salah saat menjawab pertanyaan tidak lagi penting.
Proses penemuan jawaban terhadap soal merupakan hal penting sebab itu melatih proses berpikir seperti mengumpulkan hipotesa, mengecek keabsahan data, lalu menyimpulkan jawaban. Proses tersebut sungguh melatih peserta didik agar kelak  semakin sigap menyambut beragam perubahan dalam kehidupan.
Pedagogi siber bersifat multi arah. Dengan teknologi digital peserta didik semakin mudah memeroleh informasi. Mereka dapat paham dan mampu mengerjakan sesuatu hanya bermodal berselancar di internet.
Teknologi sebagai Medium Interaksi Antar Pembelajar
Peran teknologi digital semakin hari semakin membuat interaksi antar manusia semakin dinamis. Melalui teknologi digital interaksi antara pendidik dengan peserta didik nirbatas. Kapan pun dan di mana pun dapat terjadi interaksi asalkan jaringan internet lancar. Kini mudah dijumpai peserta didik yang bertanya kepada guru melalui media sosial tentang suatu tema pemelajaran.
Tidak semua peserta didik berani bertanya kepada guru dalam kelas. Hadirnya media sosial mendekatkan interaksi peserta didik dengan guru. Mereka dapat mengirimkan pesan langsung ke kotak masuk akun medsos sang guru.
Jawaban dari guru kepada peserta didik yang bertanya menimbulkan komunikasi virtual. Terkadang jika dirasa kurang memahami jawaban guru, peserta didik menggunakan fasilitas panggilan video (video call).